REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Laporan terbaru yang dirilis Dewan Nasional untuk Anak-anak mengungkapkan, jumlah anak Israel yang hidup miskin semakin meningkat. Satu dari tiga anak-anak Israel saat ini hidup di bawah garis kemiskinan.
Seperti diberitakan PressTV, Rabu (19/12), laporan tersebut menyatakan jumlah anak miskin di Israel saat ini menyentuh angka 900 ribu untuk pertama kalinya. Peningkatan jumlah anak-anak miskin ini karena memburuknya kondisi ekonomi Israel. Satu dari tiga anak-anak Israel didefinisikan miskin pada 2011.
Laporan yang diserahkan kepada Presiden Israel Shimon Peres tersebut menunjukkan 35,6 persen anak-anak Israel atau 905 ribu tinggal di bawah garis kemiskinan. Padahal, pada 2010, jumlah anak-anak miskin diperkirakan sebanyak 889.500 orang.
Organisasi kemanusiaan Israel, Latet mengatakan dalam laporannya, 2012 merupakan tahun yang buruk bagi Israel. Hal itu ditunjukkan dengan meningkatnya pengemis, kelaparan, dan kesenjangan sosial.
Setengah dari anak-anak di keluarga miskin dipaksa bekerja tahun ini. Satu dari lima anak Israel juga harus keluar dari sekolah.
Organisasi tersebut juga melaporkan 27 persen anak-anak Israel tidak memiliki makanan penuh dalam sehari. Jumlah ini meningkat dari 2011 yang hanya mencapai 21 persen. Sekitar 10 persen anak-anak dari keluarga miskin tersebut harus mengemis di jalanan, naik tiga persen dari 2011.
Dalam sebuah jajak pendapat, masalah Israel yang paling mendesak untuk ditangani saat ini adalah kesenjangan kemiskinan dan masalah sosial. "Hambatan itu membuat generasi selanjutnya semakin sulit keluar dari kemiskinan dan kesusahan, " kata Direktur Eksekutif Latet, Rran Weintraub.