Rabu 19 Dec 2012 22:31 WIB

Intelijen Sebut Serangan ke Kedubes AS Libya Bukan oleh Demonstran

Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Benghazi, Libya, terbakar saat sekelompok demonstran menggelar aksi memprotes film yang diproduksi di Amerika Serikat pada 11 September.
Foto: Reuters/Esam Al-Fetori
Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Benghazi, Libya, terbakar saat sekelompok demonstran menggelar aksi memprotes film yang diproduksi di Amerika Serikat pada 11 September.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON-- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton menerima temuan tim panel independen yang menyalahkan Departemen Luar Negeri atas serangan mematikan terhadap Konsulat Amerika di Benghazi, Libya pada September. Tidak ada protes atau demonstrasi di Benghazi sebelum serangan terjadi.

Clinton memerintahkan perubahan besar-besaran untuk meningkatkan keamanan diplomatik Amerika Serikat di luar negeri. Dalam sepucuk surat untuk komite Kongres Amerika Serikat, Hillary menyatakan telah menginstruksikan Departemen Luar Negeri untuk mengimplementasikan temuan tersebut "secara cepat dan menyeluruh.

Dia juga menguraikan beberapa seri langkah yang ditujukan untuk memperbaiki keamanan diplomatik Amerika Serikat. Negara tersebut akan mengirimkan ratusan anggota Angkatan Laut tambahan di kedutaan luar negeri.

Menlu Hillary dalam proposal itu juga meminta anggaran lebih agar keamanan dapat ditingkatkan dan mengangkat pejabat baru di departemennya untuk menjaga "kedutaan yang berada di bawah ancaman besar".

Serangan 11 September di Benghazi menewaskan Duta Besar Amerika Serikat Chris Stevens dan tiga warga Amerika lainnya. Insiden itu dengan memunculkan pertanyaan seputar keamanan diplomat Amerika di luar negeri dan potensi kebangkitan teroris.

Susan Rice, utusan Amerika untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa mendapat kritik tajam dari anggota parlemen Partai Republik, tak lama setelah serangan yang diduga terkait dengan protes terhadap film anti Islam.

Anggota Partai Republik kemudian mempertanyakan apakah Rice harus dinominasikan untuk menggantikan Ny. Clinton, yang akan mengundurkan diri sebagai menteri luar negeri saat Presiden Barack Obama memulai pemerintahan periode keduanya pada Januari.

Rice kemudian mengundurkan diri dari pencalonan karena masalah tersebut. Rice menyebut bahwa poin pembicaraan intelejen dalam merespon peristiwa tersebut tidak benar.

Menlu Hillary mengatakan pada 16 Oktober bahwa dia bertanggung jawab atas insiden tersebut, dan melancarkan kajian komprehensif dari operasi misi keamanan Amerika di Libya. Dia menjelaskan kepada anggota parlemen di balik pintu setelah serangan, yang saat ini dikaitkan dengan militan yang berhubungan dengan Alqaidah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement