REPUBLIKA.CO.ID,NEW YORK--Badan Pengungsi PBB (UNHCR) menyatakan, 55 orang telah tewas karena tenggelam di lepas pantai Somalia. Mereka tenggelam karena kapal yang ditumpanginya kelebihan muatan.
Perahu mereka terbalik di lepas pantai Somalia Selasa malam (18/12). Kecelakaan itu merupakan tragedi terbesar di TeluK Aden selama dua tahun belakangan ini.
Juru Bicara PBB Eduardo del Buey mengatakan, kecelakaan ini merupakan yang terbesar di Teluk Aden sejak Februari 2011.
"Perahu yang mereka tumpangi menghadapi masalah tak lama setelah meninggalkan Pelabuhan Bosasso di Somalia utara," kata Del Buey, Kamis, (20/12).
Menurut keterangan yang diperolehnya, perahu itu terbalik hanya 15 menit setelah berlayar. "Sebanyak 60 penumpangnya tercebur ke laut," katanya.
Penumpang kapal itu, terang Del Buey, adalah warga negara Somalia dan Ethiopia.
Saat ini, lanjut Del Buey, 23 mayat telah ditemukan, termasuk 14 perempuan, delapan lelaki dan satu anak lelaki yang berusia kurang dari empat tahun. Sedangkan 32 penumpang lagi diperkirakan tenggelam hingga tewas.
Menurut Del Buey, seratus ribu orang telah menyeberangi Laut Merah dan Teluk Aden tahun ini. Mereka tetap nekad walaupun ada peringatan bahaya dari UNHCR dan lembaga bantuan lain mengenai resiko perjalanan seperti itu.
Menurut Badan Pengungsi PBB, selain kelebihan penumpang, kapal yang digunakan juga tak layak berlayar. Terkadang para korban tersebut merupakan korban penyelundupan.
Di tangan para penyelundup, mereka sering menghadapi eksploitasi, pemerasan, bahkan kematian.