REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Utusan Israel untuk PBB mendesak Dewan Keamanan untuk mengutuk bangkitnya Hizbullah. Mereka mengatakan kelompok militan Lebanon itu memiliki gudang dengan puluhan ribu rudal yang dapat menyerang Israel.
Duta Besar Israel di PBB, Ron Prosor, mengatakan keberadaan senjata tersebut melanggar embargo senjata PBB. Dia mengatakan ledakan di Kota Lebanon Selatan di Tair Harfa berada di depot senjata.
"Ledakan ini harus mengingatkan dunia tentang bahaya yang ada di depan kita di Lebanon, " ungkapnya seperti dikutip Reuters, Jumat (21/12).
Menurut mereka, keberadaan senjata itu melanggar resolusi PBB 1701. Hizbullah dinilai telah membangun gudang senjata dengan level yang belum pernah ada sebelumnya. Mereka memiliki 50 ribu rudal mematikan lebih dari yang dimiliki negara-negara NATO. "Rudal ini dapat menjangkau seluruh Israel dan daerah lainnya, " kata dia.
Israel mengeluhkan embargo senjata PBB tidak berhasil. Karena itu, mereka menyerukan agar Dewan Keamanan tidak menoleransi Hizbullah. Israel meminta Hizbullah dianggap sebagai teroris global.
Pasukan keamanan PBB, UNIFIL memiliki sekitar 12 ribu tentara di Lebanon setelah perang Israel-Hizbullah pada 2006. Hizbullah tetap menyimpan stok senjata, termasuk ribuan roket.
Israel menilai senjata ini akan digunakan untuk perang baru dengan Israel. Pada 3 Oktober lalu, tiga anggota Hizbullah tewas dalam ledakan di sebuah gudang sentara di Lebanon Timur.