REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Mewabahnya kembali penyakit flu burung pada unggas yang terjadi sejak awal bulan ini, telah membuat para pedagang berbagai jenis unggas di Pasar Hewan Kabupaten Indramayu, menjerit. Pasalnya, kondisi itu telah membuat omset dan harga jual unggas mereka merosot tajam.
''Sekarang pembeli sepi karena mereka takut unggas-unggas di sini terserang flu burung,'' ujar salah seorang pedagang ayam di Pasar Hewan Kabupaten Indramayu, Warnato, Sabtu (22/12).
Untuk menarik minat pembeli, Warnato mengaku rela menurunkan harga jual ayamnya. Seperti ayam kampung yang semula dijual seharga Rp 50 ribu per ekor, kini hanya dijual dengan harga Rp 30 ribu per ekor.
''Ya sebenarnya rugi sih, tapi lebih baik dari pada tidak laku sama sekali,'' tutur Warnato.
Hal senada diungkapkan seorang penjual bebek, Kasim. Dia mengatakan, sejak pemberitaan mengenai bebek yang terserang virus flu burung, omset penjualannya menurun hingga 50 persen.
Tak hanya pedagang unggas hidup, keluhan senada juga diungkapkan sejumlah pedagang ayam potong di Pasar Baru Indramayu. Mereka pun mengeluhkan turunnya omset penjualan akibat berkurangnya jumlah pembeli.
''Omset turun hingga 25 persen,'' kata seorang pedagang ayam potong, Hj Agus.
Agus mengungkapkan, para pembeli khawatir jika ayam potong yang dijualnya terserang flu burung. Karenanya, tak sedikit di antara para pembeli yang menanyakan padanya terlebih dulu mengenai kesehatan ayam potong yang dijualnya.
Seperti diberitakan, ribuan itik milik delapan orang peternak di Desa Pagedangan dan Desa Cangko, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu, ditemukan mati mendadak pada 5 Desember 2012. Dari total 2.600 ekor itik yang dimiliki para peternak itu, jumlah itik yang mati mencapai 1.100 ekor.
''Berdasarkan hasil rapid test dan pemeriksaan laboratorium Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner di Kabupaten Subang, itik-itik yang mati itu positif flu burung,'' terang Kepala Seksi Pemeriksa Kesehatan Hewan (PKH) Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu, drh Dian Daju.
Dian menyatakan, pihaknya langsung melakukan proses desinfeksi di sekitar lokasi kejadian. Selain itu, melakukan biosecurity dan memberi vitamin pada itik-itik yang masih sehat agar tidak itik tertular.
''Kami juga sudah meminta kepada pemilik-pemilik itik itu untuk tidak mengeluarkan itik dari kandangnya supaya tidak menyebar,'' tegas Dian.
Selain pada itik, kematian mendadak juga terjadi pada ayam. Kejadian terakhir menimpa ayam milik seorang warga di Desa Kaplongan, Kecamatan Kedokanbunder, Mustain, Kamis (20/12).
Dari hasil pemeriksaan, lima ekor ayam milik Mustain positif terserang flu burung. Karenanya, petugas pun langsung melakukan desinfeksi dan membakar bangkai ayam yang mati. Sedangkan sisa ayam yang masih hidup, diisolasi.
Berdasarkan data di Puskeswan Kabupaten Indramayu, kematian unggas jenis ayam akibat flu burung telah terjadi di sejumlah daerah lainnya di Kabupaten Indramayu sepanjang tahun ini.