REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Penjualan online saat ini ternyata sudah mencapai sepersepuluh dari penjualan ritel di Amerika. Perkembangan toko online yang begitu agresif ini memaksa toko konvensional mencari berbagai cara baru untuk mempertahankan pelanggannya.
Dikutip dari VOA News, bagi masyarakat Amerika, belanja secara online dinilai lebih praktis dan menyediakan segala hal yang dibutuhkan masyarakat. Salah satu pelanggan setia belanja online, Lynne Shaner mengungkapkan, 90 persen rutinitas belanja kini dilakukannya lewat komputer di apartemennya di Washington.
"Berbelanja online, tidak memaksa saya mengemudi ke toko atau berdesakan ditengah kebisingan," ujar Shaner. Selain itu, kata dia, biasanya barang yang diperoleh pun lebih baik.
Para pengamat sosial mengatakan aktvitas belanja online di Amerika telah mencapai rekor pada November dan Desember. Lima puluh tujuh persen orang Amerika, saat ini, pernah satu kali melakukan transaksi secara online.
Profesor Ilmu Pemasaran Cornell University, Ed McLaughlin, mengangkapkan, wajar apabila fenomena ini membuat para pemilik toko konvensional dikecam kekhawatiran. "Apa saja yang bisa diperdagangkan, bisa ditemukan secara online. Perlu strategi khusus apabila pedagang konvensional ingin mempertahankan usahanya," kata McLaughlin.
Agar dapat bertahan, kata dia, toko konvensional dapat menjual barang-barang seperti pakaian, yang mungkin ingin dilihat dan dicoba dulu sebelum dibeli oleh para pelanggan. Atau, bisa juga mencari komoditas yang sulit dikirim melalui pos.