REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Referendum untuk mengesahkan konstitusi baru Mesir belum sepenuhnya rampung. Namun, kubu penentang konstitusi yang dimotori kalangan liberal Mesir sudah ketakutan apabila undang-undang baru disetujui rakyat.
Anggota Front Keselamatan Nasional Mesir Seif Allah Al-Khawanky mengatakan akan terus menolak konstitusi sekalipun referendum menyatakan kata setuju pada produk hukum tersebut. Dia takut, konstitusi baru akan mengekang kebebasan rakyat Mesir.
Seif juga menilai, konstitusi baru hanya akan menguntungkan bagi Ikhwanul Muslimin. Dia lantas menyerang pelaksanaan referendum yang dinilainya cacat. "Legitimasi dari referendum ini sangat bisa dipertanyakan. Tidak ada satu pun pihak yang terwakili kecuali pendukung pemerintah," ujar Seif seperti dilansir Aljazeera.
Di pihak lain, kubu Ikhwanul Muslimin (IM) membantah tudingan kaum liberal bahwa kebebasan Mesir akan dipertaruhkan apabila konstitusi rampung. Menurutnya, konstitusi justru menjamin segala kepentingan politik seluruh kelompok di Mesir. IM berpandangan, demokrasi Mesir akan semakin maju dengan adanya konstitusi baru.
Pada tahapan pertama referendum konstitusi, 15 Desember 2012, kalangan pendukung konstitusi mampu menang dengan presentase di atas angka 50. Hal inilah yang memicu kalangan liberal untuk menolak pelaksanaan referendum lanjutan pada 22 Desember 2012 kemarin.