Ahad 23 Dec 2012 06:29 WIB

Israel Lecehkan Palestina Terkait Natal

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Heri Ruslan
Bendera Israel
Foto: aujs.com.au
Bendera Israel

REPUBLIKA.CO.ID, DUBLIN -- Akun facebook resmi milik Kedutaan Besar Israel di Irlandia membuat pernyataan kontroversial pada pekan kemarin. Dikutip Al Arabiya, sebuah komentar kontroversial yang diposting di facebook itu tiba-tiba dihapus lantaran berisi tuduhan pelecehan terhadap warga Palestina.

"Sebuah pikiran untuk memperingati Natal, jika Yesus dan Bunda Maria masih hidup hari ini, mereka akan, tanpa keamanan, sebagai orang Israel, mungkin akan meninggal dengan cara digantung oleh warga Palestina yang bermusuhan di Bethlehem. Hanya sebuah pikiran saja," demikian pernyataan akun facebook itu. Terpampang pula keterangan gambar Yesus dan Perawan Suci Maria yang siap diadili.

Sontak dalam waktu singkat, banyak respons terkait postingan itu. "Apakah Anda sadar dengan yang Anda katakan? Jika Yesus masih hidup Dia tidak akan membiarkan Israel mengambil tanah Palestina. Dia bakal berdiri bersama orang-orang Kristen Palestina tinggal di Bethlehem dan menentang itu," komentar salah satu orang yang protes.

Harian Haaretz, mengutip Juru Bicara Kedutaan Besar Israel mengakui itu memang laman resmi mereka. Namun mereka lepas tangan siapa yang mengunggah foto dan komentar tendensius itu di dinding facebook dengan alasan banyak karyawan yang mengelola jejaring sosial itu.

"Kami tidak tahu siapa yang benar-benar membuat postingan asli itu. Yang saya tahu adalah bahwa ketika itu menjadi perhatian kita, kita di kedutaan segera menghapus pesan baru itu," kata humas Kedutaan Besar Israel di Dublin.

Aktivis Palestina bereaksi terhadap komentar propaganda Negeri Zionis itu. Yousef Munayyer, direktur Palestina Center di Washington, menulis pesan di twitter-nya berisi video perayaan Natal di Manger Square, Bethlehem. Ia mengirim pesan bahwa melalui simbol hiasan pohon cemara yang dikerlipi berbagai cahaya menandakan perayaan Natal di Bethlehem berjalan aman dan damai, tidak seperti yang dilaporkan Israel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement