REPUBLIKA.CO.ID,
Tidak Hanya Mesir, Polemik Konstitusi Juga Landa Thailand
BANGKOK -- Ternyata bukan hanya politik Mesir yang tensinya memanas akibat referendum konstitusi. Di Thailand, kelompok anti dan pendukung pemerintah juga terlibat perseteruan sengit terkait usulan konstitusi baru.
Sejumlah besar pendukung pemerintah pada Sabtu (22/12) mulai berkumpul di provinsi timurlaut Nakhon Ratchasima untuk menyuarakan dukungan mereka kepada perubahan konstitusi yang diusulkan pemerintah.
Pertemuan tersebut, yang diselenggarakan oleh Front Persatuan untuk Demokrasi Melawan Kediktatoran (faksi Baju Merah) berlangsung di resor dekat Taman Nasional Bonanza Khao Yai di Nakhon Ratchasima.
Partai pemerintah Pheu Thai, terutama didukung oleh Baju Merah, bergerak menuju referendum untuk menyusun ulang Konstitusi 2007. Sedangkan oposisi Partai Demokrat menentang langkah itu.
Konstitusi 2007 yang dirancang oleh militer yang ditunjuk anggota parlemen setelah militer melancarkan kudeta pada tahun 2006 untuk menggulingkan mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra. Banyak kritikus mengecam hal itu sebagai undang-undang dasar yang tidak konstitusional.
Pemimpin bersama Baju Merah termasuk Jatuporn Prompan dan mantan Perdana Menteri Somchai Wongsawat dijadwalkan untuk menyampaikan pidato untuk mendukung perubahan konstitusi. Baju Merah dikenal sebagai pendukung setia Thaksin Shinawatra.