REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Delegasi parlemen Iran berencana mengunjungi Myanmar pada awal 2013.
Kunjungan tersebut bertujuan mempelajari situasi etnis muslim Rohingya etnis dan kekerasan yang terjadi pada kelompok minoritas di negara Asia Tenggara. Dikutip dari PressTv, Ahad (23/12), rencana kunjungan ke Iran ini juga telah disetujui Dewan Parlemen.
"Kesepakatan awal untuk kunjungan delegasi parlemen Iran ke Myanmar sudah disetujui," ujar anggota parlemen Mansour Haqiqatpour. Menurutnya, para pejabat dari Kementerian Luar Negeri Iran, negara Red Crescent Society (PMI), dan Republik Islam Iran Broadcasting (IRIB) akan menemani anggota parlemen Iran selama kunjungan ke Myanmar.
Di Myanmar, 800.000 etnis muslim Rohingya telah dirampas hak-hak kewarganegaraannya karena kebijakan diskriminasi yang membantah hak kewarganegaraan mereka. Kaum muslim Rohingya pun semakin menderita akibat tindak kekerasan, penganiayaan, dan pengusiran.
Pemerintah Myanmar sejauh ini menolak mengizinkan Rohingya bernegara di negara barat Rakhine . Meski, internasional telah menyarankan Pemerintah Myanmar untuk segera memberi mereka status hukum.
Muslim Rohingya telah menghadapi penyiksaan, penelantaran, dan penindasan di Myanmar sejak mencapai kemerdekaan pada tahun 1948. Ratusan Muslim Rohingya diyakini telah tewas dan ribuan mengungsi dalam serangan terbaru oleh ekstrimis Budha.