REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH-- Suriah menjadi salah satu tempat paling mematikan di dunia bagi wartawan. Negara itu pada tahun 2012 membukukan jumlah korban wartawan tewas 90 orang, diikuti oleh Somalia dengan 12 korban tewas, dan peringkat ketiga yaitu Pakistan dengan tujuh orang wartawan tewas, bunyi laporang yang dirilis Committee to Protect Journalists (CPJ)
Koordinator CPJ untuk program Timur Tengah dan Afrika Utara, Sherif Mansour, meminta semua pihak dalam konflik Suriah mematuhi hukum internasional perlindungani wartawan saat dalam pertempuran. "Wartawan di Suriah menghadapi berbagai resiko dari berbagai sumber termasuk target pembunuhan dan terjebak dalam baku tembak mematikan pertempuran," ujar Mansour seperti dikutip dari Al Arabiya, Ahad (23/12).
Jumlah wartawan lokal yang tewas di dalam negeri Suriah mengalahkan jumlah wartawan asing. Kameramen televisi negara Suriah Haidar al-Sumudi adalah wartawan Suriah terakhir yang disasar dan dihabisi saat laporan ini dibuat.
Sumudi ditembak dan dibunuh di Damaskus di lingkungan Kafar Sousa saat dia bertugs pada 21 Desember.
Summudi menambah deretan sepuluh wartawan pemerintah yang dibunuh selama konflik Suriah pada tahun 2012.
Seorang mantan penyiar televisi negara Suriah yang meminta identitasnya disembunyikan, keluar dari pekerjaannya awal tahun ini dan lolos dari daftar target serangan wartawan Suriah. Dalam sebuah wawancara dengan Al Arabiya, dia menyatakan pernah bekerja dengan Sumudi dan merasa kehilangan koleganya,.
Wartawan Suriah lainnya yang juga menjadi kobran adalah Naji Asaad yaitu editor di surat kabar Tishreen. Kepala Assad dipotong saat dia bekerja di luar rumahnya di Damaskus, Suriah.
Marie Colvin adalah salah satu wartawan Sunday Times adalah yang paling berkesan dan diakui yang meninggal awal tahun ini ketika dia melaporkan eksekusi serangan udara rezim dan terjadinya penembakan.
Dua wartawan asing lainnya dibunuh adalah wartawan foto asal Perancis, Rémi Ochlik, dan jurnalis dari Jepang, Mika Yamamoto.