REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Indonesia membuka hubungan diplomatik dengan Nauru, yaitu salah satu negara di Pasifik. Hubungan ini untuk memperluas kerja sama kedua negara di berbagai bidang, termasuk perubahan iklim, pengendalian bencana, serta kerja sama Selatan-Selatan.
Keterangan Perutusan Tetap RI (PTRI) untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, akhir pekan ini menyebutkan, pembukaan hubungan diplomatik itu secara resmi dilakukan melalui penandatanganan Komunike Bersama oleh Wakil Tetap RI untuk PBB, Duta Besar Desra Percaya, dan Wakil Tetap Nauru untuk PBB, Duta Besar Marlene Moses, di Gedung PTRI New York, Jumat (21/12).
Pada kesempatan tersebut, Dubes Moses menyatakan kegembiraannya atas dibukanya hubungan diplomatik diantara kedua negara, terutama mengingat bahwa Indonesia telah menjadi sahabat bagi negara-negara Pasifik.
"Satu hal yang sangat diingat dan dihargai oleh masyarakat Pasifik adalah sewaktu Indonesia memimpin pembahasan mengenai resolusi perubahan iklim di forum PBB, yang pada akhirnya menghasilkan kesepakatan sesuai dengan kepentingan negara-negara Pasifik, khususnya dalam konteks pemanasan global sebagai ancaman terhadap eksistensi negara-negara tersebut," ditambahkan Dubes Moses, seperti dilaporkan Antara, Senin (24/12).
Desra Percaya menyampaikan bahwa selama ini kedua negara telah berinteraksi dan bekerja sama dalam sejumlah isu di forum PBB dan forum internasional lainnya. "Dengan pembukaan hubungan diplomatik ini, maka semakin terbuka luas kesempatan bagi kedua negara untuk memperkuat dan memperdalam kerja sama di berbagai bidang," katanya.
Ia juga menekankan bahwa pembukaan hubungan diplomatik dengan Nauru merupakan penjabaran dari komitmen Indonesia sebagai bagian dari komunitas negara-negara di Pasifik dalam meningkatkan kerja sama dengan negara-negara di kawasan bagi kemajuan dan kemakmuran bersama.