Senin 24 Dec 2012 11:34 WIB

Gara-gara Cina, Pembahasan DK PBB Soal Roket Korut Ditunda

Roket Korut berada di posisi peluncuran
Foto: AFP
Roket Korut berada di posisi peluncuran

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (DK PBB) tidak mungkin akan memutuskan tanggapan terhadap peluncuran roket Korea Utara pada akhir bulan ini, karena keengganan jelas Cina untuk menjatuhkan sanksi baru terhadap Korea Utara, para para pejabat Seoul, Senin (24/12).

Korea Utara pada 12 Desember peluncuran roket yang menarik kecaman Dewan Keamanan, yang telah berjanji untuk mengambil "tindakan yang tepat" terhadap Korea Utara karena melanggar larangan PBB yang melarang Pyongyang dari melakukan setiap pengembangan peluru kendali jarak jauh.

Diskusi di Dewan Keamanan mengenai peluncuran Korea Utara, bagaimanapun, telah membuat sedikit kemajuan pada saat Cina, sekutu Korea Utara terdekat dan anggota dewan berhak veto, tidak menanggapi seruan Seoul dan Washington untuk menjatuhkan sanksi lebih keras terhadap Pyongyang, kata seorang pejabat senior di kementerian luar negeri Seoul.

"Kecuali ada terobosan yang signifikan, akan ada kemungkinan besar bahwa pembahasan di Dewan Keamanan PBB akan terus melewati bulan ini," kata pejabat pada kondisi anonimitas.

Seorang pejabat kementerian mengatakan ada 'sedikit nafsu' di sisi China untuk mendukung sanksi baru Dewan Keamanan terhadap Korea Utara.

"Cina belum menyampaikan jelas pendapatnya tentang tindakan PBB terhadap Korea Utara," kata pejabat, yang juga berbicara dengan syarat tak disebut jatidirinya. "Pada tahap ini, akan sulit untuk menilai apa respon Dewan Keamanan yang akan memutuskan," kata pejabat itu.

Korea Selatan dan AS meminta Dewan Keamanan untuk mengadopsi hukuman keras dalam bentuk resolusi, bukan aturan yang tidak mengikat yang dikenal sebagai pernyataan presiden, terhadap Korea Utara.

Cina, yang memiliki rekam jejak menghalangi tindakan PBB yang lebih keras terhadap Korea Utara, menyatakan "penyesalan" atas peluncuran Utara, namun mengatakan respon PBB kepada Pyongyang harus "bijaksana."

Pada Minggu, kementerian pertahanan Seoul mengatakan, mengutip analisis dari puing-puing roket Korea Utara itu diambil, Pyongyang diyakini telah mengembangkan sebuah rudal balistik yang mampu terbang lebih dari 10 ribu kilometer dengan hulu ledak sekitar 500-600 kilogram.

Tentang perkiraan jangka jelajah berarti roket Korea Utara bisa mencapai pantai barat AS, termasuk San Francisco, menurut kementerian pertahanan. Korea Utara sudah di bawah sanksi PBB yang diberlakukan setelah uji nuklir dam rudal sebelumnya.

Dewan Keamanan memberlakukan putaran terakhir sanksinya pada 2009 setelah Korea Utara melakukan uji coba senjata nuklirnya yang kedua. 

sumber : Antara/ Yonhap-0ANA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement