REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Produksi bambu sebaiknya diserahkan ke petani komersial. Bambu merupakan tanaman yang tahan banting, pertumbuhannya perlu dikendalikan, dan bisa mendatangkan masalah bagi tanaman lain. Bambu sebaiknya tidak ditanam sembarangan. Apalagi, jika anda berencana menanamnya di pekarangan rumah. Itu dilarang. Mengapa? Ini alasannya, dikutip dari The Guardian, Selasa (25/12).
3. Menyingkirkan bambu butuh waktu bertahun-tahun
Bambu adalah tanaman berumur panjang. Mungkin butuh waktu bertahun-tahun dan usaha kuat jika anda ingin memusnahkan tanaman bambu dari pekarangan anda. Langkah pertama untuk memusnahkan bambu adalah menyingkirkan semua akar dan rimpangnya. Hal ini lebih mudah dikatakan daripada dipraktikkan.
Banyak pemilik rumah yang menanam bambu di pekarangannya menyesal pada akhirnya. Sebab, mereka tak mampu menyingkirkan tanaman yang satu ini. Tak perduli, seberapa banyak mereka menggali dan menyingkirkan akar dan rimpang bambu, namun kenyataannya tunasnya akan tumbuh kembali. Ahli bambu dari Universitas Georgia, Morgan Judy, mengatakan setidaknya butuh waktu dua tahun untuk menyingkirkan akar dan rimpang bambu secara teratur, hingga mereka benar-benar mati.
4. Memusnahkan bambu butuh herbisida khusus
Judy menambahkan herbisida kimia diperlukan jika ingin mengendalikan pertumbuhan bambu. Ini tentunya akan menjadi masalah bagi orang yang mencoba mengelola kebun organik di pekarangan rumahnya
Judy merekomendasikan menggunakan herbisida jenis Roundup Original, Quick Kill Grass, Weed Killer, dan herbisida lainnya yang mengandung glisofat untuk membunuh bambu. Awalnya, herbisida itu disemprotkan ke luas tanah tertentu yang menjadi media tumbuhnya bambu.
Berikutnya, anda disarankan memotong bambu tersebut. Kemudian, biarkan bambu itu tumbuh sampai berdaun, dan kembali menyemprotnya, terutama menyemprotkan herbisida pada daun bambu tersebut. Tindakan ini, kata Judy, juga membutuhkan waktu bertahun-tahun.