Selasa 25 Dec 2012 17:12 WIB

Natal, Umat Kristen di Mesir Justru Diselimuti Kegalauan Lho..

Pope Shenuda III memimpin perayaan Natal di Katedral St Mark, Kairo (7/1/2010)
Foto: Al Arabiya
Pope Shenuda III memimpin perayaan Natal di Katedral St Mark, Kairo (7/1/2010)

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Perayaan Hari Raya Natal kali ini diwarnai kegalauan di kalangan umat Kristen Mesir. Dominasi umat Islam di negeri Cleopatra tersebut membuat mereka khawatir akan nasibnya ke depan.

Kekhawatiran ini muncul karena gerakan Islam seperti Ikhwanul Muslimin semakin menonjol di Mesir. Umat Kristen yang termasuk golongan minoritas merasa terjepit keberadaannya.

Demikian laporan terbaru yang ROL kutip dari laman Voice of America (VOA) News, Senin (24/12) waktu Mesir.

Adalah Seleem Wassaf, salah satu umat Kristen Mesir yang diselimuti kegalauan masa depan kaumnya. Dijumpai VOA di Kairo, Wassaf mengatakan perayaan Natal kali ini diwarnai rasa keprihatinan.

"Saat ini ada sesuatu yang mereka (umat Kristen di Mesir) takuti. Sesuatu yang mereka tidak kehendaki," ujar Wassaf.

Pun, Hela, istri Wassaf, mengamini pernyataan suaminya itu. Perempuan yang bekerja sebagai manajer di sebuah bank ini mengaku tidak nyaman seperti biasanya. Berbeda dengan perayaan Natal sebelumnya.

Pada perayaan Natal kali ini, umat Kristen di Mesir lebih banyak memanjatkan doa dan sedikit berselebrasi, kata Hela. Menurutnya, semua itu karena kalangan umat Kristen mengkawatirkan masa depannya di Mesir.   

Khusus buat Hela, ia galau akan nasibnya ke depan. Ketakutan apakah masih bisa bekerja sebagai status perempuan Kristen di Mesir.

Sara, anak perempuan Wassaf dan Hela juga mengungkapkan kekhawatirannya. Gadis yang tengah mengenyam ilmu di universitas ini mendengar kabar bahwa peran perempuan di Mesir akan dibatasi.

"Ini benar-benar sulit. Aku takut ketika aku mendengar mereka ingin membatasi peran dan pekerjaan perempuan. Kadang-kadang saya berpikir bahwa jika itu diterapkan, saya tidak bisa bekerja lagi, atau aku mungkin tidak pergi ke perguruan tinggi dan melanjutkan pendidikan saya," papar Sara.

Di Mesir tercatat sebanyak delapan juta jiwa sebagai pemeluk agama Kristen atau setara 10 persen dari total populasi penduduk di negeri Firaun. Sebagian besar umat Kristen di Mesir merupakan penganut Ortodok Koptik, sebuah komunitas Kristen terbesar di dunia Arab.

Meski konstitusi baru di Mesir menjamin keberadaan umat Kristen, tapi sebagain dari mereka masih saja khawatir. Begitu yang dilaporkan oleh Youssef Shidom, editor dari surat kabar mingguan Koptik.

"Jelas terlihat bahwa Mesir semakin bergeser ke arah politik Islami. Dimana politik Ilami tersebut tidak tertutup kemungkinan membawa Mesir menjadi negara Islam," kata Sidhom.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement