Selasa 25 Dec 2012 19:00 WIB

Ini Harapan Paus untuk Israel dan Palestina

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Heri Ruslan
Paus Benediktus XVI (duduk) dipandu mengirimkan pesan Twitter dalam akun Vatikan pada 28 Juni 2011 lalu.
Foto: AP
Paus Benediktus XVI (duduk) dipandu mengirimkan pesan Twitter dalam akun Vatikan pada 28 Juni 2011 lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, VATIKAN — Perayaan Natal setiap 25 Desember menjadi momen bagi Paus Benediktus XVI untuk mengungkapkan harapannya. Hadir dalam Misa Natal di Basilika Santo Petrus pada Selasa (25/12) dini hari WIB, Paus mendoakan mereka yang tinggal di Israel dan Palestina mendapat kehidupan lebih baik.

Mengenakan jubah putih dan emas yang menjadi pakaian kebesarannya, Paus banyak memberikan wejangan kepada umatnya.

Dalam pesannya di depan 10 ribu jemaat, pemimpin tertinggi umat Katolik itu menyeru agar perdamaian dunia terwujud. Ia sempat menyinggung penyelesaian konflik antara Israel dan Palestina, serta perang sipil yang tengah berkecamuk di Suriah, dan kedamaian di Irak maupun Lebanon.

Paus berharap agar umat Nasrani dan Muslim dapat bersama-sama membangun negeri mereka dengan bergandengan tangan dalam kedamain Tuhan.

“Umat Kristiani di sana (Israel dan Palestina) harus memahami pentingnya hidup berdampingan, meski beda agama. Kita semua bisa hidup bersama-sama dalam damai Tuhan,” kata Paus dilansir Jerusalem Post.

Misa malam Natal kali cukup spesial bagi pria bernama asli Joseph Aloisius Ratzinger itu. Pasalnya Paus sudah delapan kali memimpin sekitar 1,2 miliar jemaat Katolik dari seluruh dunia. Kalau Misa Natal biasanya diagendakan dimulai pada tengah malam, namun seperti tahun lalu, kali ini acara dipercepat dua jam. Tujuannya agar Paus yang berusia 85 tahun bisa beristirahat lebih cepat dan tidak ada gangguan fisik ketika memberikan pesan di hari Natal.

Paus yang berkebangsaan Jerman itu mengingatkan setiap manusia agar bisa mengontrol rasa egoisme. Dengan begitu, ada ruang pintu hati bagi Tuhan yang bisa mengingatkan tindakan manusia. Ia menyatakan, saat ini banyak manusia, meskipun Tuhan sudah mengetuk pintu hatinya berkali-kali, namun manusia tetap sibuk dengan egoismeny

“Semakin cepat kita bergerak, semakin efisien waktu yang kita dapatkan dan semakin sedikit waktu yang kita miliki,” ujarnya. “Dan Tuhan? Pertanyaan mengenai Tuhan sepertinya tidak pernah dianggap penting,” singgungnya.

Di tengah perayaan Natal, Paus masih sempat menyapa umatnya melalui akun twitter miliknya, @pontifex. Kicauannya tentang sebuah pertanyaan sekaligus mengingatkan tradisi merayakan Natal bagi penganut ajaran Nasrani. “Apa tradisi perayaan Natal di keluarga ketika masih kecil, apakah kamu masih ingat?”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement