REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Anggota parlemen Iran telah mengeluhkan ulah sejumlah pekerja wanita Rusia yang tidak berhijab. Padahal, sekelompok wanita Rusia yang bekerja di pembangkit listrik tenaga nuklir Bushehr itu telah dibayar untuk mengenakan penutup kepala tersebut.
Walau menerima bayaran untuk berhijab, masih banyak ditemukan dari wanita Rusia itu yang memilih bekerja dengan rambut terurai. "Padahal mereka telah memiliki komitmen untuk berhijab dan telah menerima kompensasi bayaran atas pengenaan hijab tersebut," kata Sayyed Mehdi Mousavi Nejad, anggota parlemen dari Dashtestan di selatan Bushehr, seperti dikutip Al Arabiya.
Dia menambahkan, pernah ada sebuah pertemuan khusus yang digelar bersama seluruh pekerja wanita Rusia, sebagai sosiasiliasi aturan berhijab. Aturan itu pun telah dipahami mereka. Namun, pada kenyataannya masih banyak pekerja wanita Rusia itu yang memilih mengenakan hijab secara tidak sempurna, bahkan menanggalkannya. "Itu sangat menanggu," tambah Mehdi.
Para pekerja Rusia ini bekerja sebagai teknisi di pembangkit listrik tenaga nuklir Nushehr. Namun, pembangkit listrik itu hingga kini belum beoperasi secara optimal. Pembangkit Bushehr juga belum dioperasikan sebagai pembangkit listrik buat warga di propinsi tersebut.