REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pejabat senior PBB, Richard Falk mengungkapkan, rencana Israel membangun 6500 unit pemukiman di Palestina perlu mendapat perlawanan.
Dikutip dari PressTv, Rabu (26/12), Israel perlu lebih mendapat tekanan dari internasional untuk menghentikan invasinya terhadap Palestina.
"Saat ini, internasional sudah seharusnya menekan Israel lebih jauh lagi," ujar Falk.
Menurutnya, solusi dua-negara dalam konflik Israel-Palestina tidak lagi relevan dan rencana lain yang lebih besar sudah seharusnya dilakukan.
Senin lalu, panitia pembangunan pemukiman Israel memutuskan melanjutkan rencana membangun 1200 unit pemukim ilegal di Gilo.
Gilo merupakan salah satu dari lima besar pemukiman di Timur al-Quds (Yerusalem) yang didirikan oleh Israel setelah Perang Enam Hari tahun 1967.
Ini termasuk rencana Israel membangun 2610 unit pemukiman di permukiman Givat Hamatos, desa yang terletak di sebelah selatan al-Quds. Mereka juga menyetujui pembangunan 1500 unit pemukiman di Ramat Shlomo yang terletak di utara al-Quds Timur.
Saat ini, lebih dari setengah juta warga Israel tinggal di lebih dari 120 pemukiman ilegal yang dibangun sejak pendudukan Israel dari wilayah Palestina di Tepi Barat dan Timur Al-Quds pada tahun 1967.