Rabu 26 Dec 2012 16:02 WIB

KALEIDOSKOP INTERNASIONAL: Batang Nuklir I Iran dan Inspeksi IAEA

Dua ilmuwan dari agensi energi atmo internasional PBB atau UN International Atomic Energy Agency (IAEA) memeriksa pabrik nuklir Tuwaitha dekat Baghdad, 2003.  (AFP)
Dua ilmuwan dari agensi energi atmo internasional PBB atau UN International Atomic Energy Agency (IAEA) memeriksa pabrik nuklir Tuwaitha dekat Baghdad, 2003. (AFP)

REPUBLIKA.CO.ID, Peristiwa-peristiwa di Timur Tengah tetap menjadi salah satu fokus utama dalam isu-isu internasional. Satu sorotan terbesar yakni Iran dengan program nuklir kontroversialnya yang dikembangkan dalam fasilitas tertutup.

Kantor berita Iran, seperti dilamporkan Bloomberg pada 1 Januari melaporkan negara itu  telah berhasil memproduksi batang bahan nuklir pertamnya.

Tekanan dunia Barat, terutama Israel dan Amerika Serikat kian keras, membuat Iran mengancam untuk menutup Selat Hormuz, meski akhirnya, pada tanggal 2 Januari berdasar laporan CNN, Iran menarik ucapannya menyatakan tidak akan menutup Selat Hormuz, seperti yang telah diancamkan sebelumnya.

Meski Iran menarik ancaman, AS tetap menempatkan kapal-kapal perangnya di perairan Selat Hormuz dan beberapa kali melakukan patroli. Iran pada 3 Januari, menurut laporan Reuters, memperingatkan AS untuk tidak menambah armadanya di perairan tersebut.

Tekanan dunia internasional terhadap Iran, terutama setelah AS mengumumkan segera memberikan sanksi tambahan yang menyasar energi dan bank sentral Iran, membuat nilai tukar riyal merosot tajam. AS juga mulai mengirim kapal-kapal perangnya di perairan selat hormus.

Saat ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat meningkat diwarnai,  pada 7 Januari, Angkatan Laut Amerika Serikat menyelamatkan perahu nelayan Iran dari bajak laut di Laut Arab, membuat Iran memberika pujian kepada seterunya.

Dalam tekanan Sanksi, Iran berupaya memperkuat ikatan dengan para sekutunya dari Amerika Latin. Presiden Mahmoud Ahmadinejad bertemu denan Presiden Venezuela, Hugo Chávez, di hari pertama rangkaian tur Amerika Latin.

Uni Eropa, di bulan ini menyatakan juga akan menerapkan sanksi lebih luas terhadap industri energi dan perbankan Iran sebagai tekanan terhadap program nuklir Iran. Menteri Luar Negeri langsung memberi tanggapan, seperti dilaporkan BBC, bahwa sanksi tersebut 'tidak fair;

Pada penghujung bulan, 29 Januari, pula, masih menurut BBC, Badan Energi Atom PBB (IAEA) mengirimkan tim inspeksi untuk melakukan 3 hari kunjungan ke Iran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement