Rabu 26 Dec 2012 21:29 WIB

Iran Berencana Bangun Manuver di Selat Hormuz

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Dewi Mardiani
Lokasi terusan Hormuz, perlintasan utama pengiriman ekspor minyak mentah di kawasan teluk
Foto: topnews.in
Lokasi terusan Hormuz, perlintasan utama pengiriman ekspor minyak mentah di kawasan teluk

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran berencana membangun kekuatan manuver angkatan laut di perairan internasional dekat Selat Hormuz, di mana seperlima pasokan minyak dunia melewati selat ini, kantor berita resmi IRNA melaporkan Selasa (25/12).

Pemimpin Angkatan Laut Iran, Laksamana Habibollah Sayyari, mengatakan manuver akan dimulai Jumat (28/12) yang dimulai dari Selat Hormuz sampai bagian utara Samudera Hindia dengan luas sekira 1 juta kilometer persegi (400 ribu mil persegi).

Dilaporkan, manuver empat hari ini dimaksudkan untuk menguji dan menilai kekuatan, termasuk penembakan rudal. Sayyari juga mengatakan, Iran juga akan uji coba menembakkan rudal dan menyebarkan kapal dan kapal selam di latihan perang selama enam hari.

Kantor berita Fars melaporkan bahwa angkatan Iran mulai melakukan latihan angkatan laut secara terbatas di bagian tengah Teluk Persia, Selasa (25/12) waktu setempat. Iran secara teratur melakukan latihan militer untuk menguji dan meningkatkan peralatan militer.

Iran di masa lalu pernah mengancam akan menutup selat Hormuz setelah sanksi-sanksi Barat yang ditujukan untuk program nuklirnya. Tetapi akhir-akhir ini Iran belum mengulangi ancaman kembali. Latihan dilakukan seiring pihak Barat yang meningkatkan tekanannya atas program nuklir Iran. Barat menuduh Iran memiliki tujuan untuk memproduksi senjata nuklir.

Iran membantah tuduhan itu, bersikeras kegiatan nuklirnya memiliki tujuan damai seperti pembangkit listrik dan pengobatan kanker.

Sementara itu, tindakan Iran yang melindungi Suriah saat konflik mendapat kecaman dari enam negara Arab anggota Dewan Kerja Sama  Teluk atau Gulf Cooperation Council (GCC). Dalam pernyataannya, Selasa (25/12), Sekretaris Jenderal GCC Abdulatif al-Zayani mengatakan, pihaknya meminta masyarakat internasional untuk bergerak serius dan cepat untuk menghentikan pembantaian dan serangan-serangan yang parah.

"Dewan menyatakan penolakan dan mengecam campur tangan Iran dalam urusan negara-negara GCC terus-menerus, dan menyerukan Iran untuk menghentikan kebijakan," kata negara-negara tersebut.

Negara-negara anggota GCC ini tidak merinci Iran, tetapi negara di Teluk Arab mengeluhkan tentang campur tangan Iran di kawasan yang berhubungan dengan Bahrain, yang telah berulang kali menuduh Iran telah melakukan campur tangan dalam politik internal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement