REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pemerintah Iran membantah berita yang menyebut pihaknya membayar uang sebagai kompensasi pada pekerja wanita Rusia untuk berhijab. Menurut Wakil Menteri Luar negeri Iran Hassan Ghashghavi, negaranya tidak pernah memberi kompensasi bagi perempuan asal agama dan negara manapun. "Tidak ada kompensasi bagi pekerja wanita Rusia atau negara manapun," ujarnya seperti dikutip Radio Free Europe Radio Free Liberty (RFERFL).
Sebaliknya, pemerintah Iran menegaskan aturan berhijab adalah wajib tanpa terkecuali. Bila tidak mengenakan hijab, maka seseorang wanita, tidak peduli dari mana asalnya, akan berurusan dengan hukum.
Menurutnya, atuan berhijab adalah demi menghormati budaya di negeri Persia itu. "Jadi aturan itu tidak ada alasan, tidak ada kompensasi, melainkan kewajiban,"
Pernyataan Wakil Menlu Iran menjadi respon atas pernyataan seorang anggota parlemen Seyyed Mehdi Mousavi Nejad. Sebelumnya Mehdi mengungkapkan kekecewaannya terhadap pekerja wanita asal Rusia yang beraktifitas di pembangkit tenaga nuklir Bushehr. Menurutnya pekerja wanita Rusia itu telah mendapat kompensasi uang demi mengenakan hijab, namun penutup untuk kepala itu urung mereka kenakan.