REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) memprediksi warga Suriah yang mengungsi ke negara tetangganya akan mencapai 1,1 juta jiwa pada Juni tahun depan. Dengan catatan konflik di negara tersebut tidak diakhiri.
Berdasarkan perhitungan terbaru Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), saat ini tercatat lebih dari 540 ribu pengungsi di Irak, Yordania, Lebanon, Turki dan Mesir. Jumlah tersebut telah bertambah hingga lebih dari 140.000 pengungsi dalam enam pekan terakhir.
"Warga Suriah terus melintasi perbatasan untuk mencari selamat," demikian pernyataan OCHA pada pada Rabu (26/12) waktu setempat atau Kamis (27/12) dinihari WIB.
Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi memperkirakan jika konflik antara rezim pemerintah Assad dan pemberontak yang berlangsung di negara itu tidak kunjung selesai maka jumlah pengungsi bisa mencapai 1,1 juta pada Juni 2013 mendatang.
Sementara itu, kelompok kemanusiaan menyatakan ribuan warga Suriah telah mengungsi selama konflik 21 bulan itu tanpa tercatat di PBB.
PBB sendiri telah menyiapkan dana 1 miliar dolar AS untuk mendanai pengungsian hingga Juni mendatang.
Sebelumnya dilaporkan lebih dari 1.000 warga Suriah melintasi perbatasan ke Turki dalam 24 jam terakhir setelah rezim berkuasa menyerang sebuah toko kue di kota Halfeya, kata seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Turki, Rabu.
"Sebanyak 1.100 warga Suriah yang sebagian besar merupakan wanita dan anak-anak mengungsi ke Turki dalam 24 jam terakhir melalui perbatasan di kota Reyhanli," kata pejabat yang tidak mau disebutkan namanya itu.
Perpindahan yang dimotori oleh serangan di Suriah itu telah menambah total warga Suriah yang mengungsi ke Turki menjadi 148.000 jiwa, katanya.
Sedikitnya 60 orang dilaporkan tewas dalam serangan udara pemerintah yang dilancarkan terhadap sebuah toko kue di kota Halfaya yang dikuasai pemberontak pada Ahad (23/12).
Turki menjadi salah satu tempat pengungsian warga Suriah yang menghadapi konflik selama 21 bulan terakhir, termasuk juga sejumlah pasukan yang membelot. Mereka diketahui berlindung di beberapa kamp pengungsian di sepanjang perbatasan sepanjang 960 kilometer itu.
Ankara kecewa dengan Suriah yang tadinya merupakan sekutu mereka setelah aksi kekerasan yang digunakan rezim Assad guna menghalau demonstran pada Maret tahun lalu. Turki kemudian bergabung dengan sejumlah negara Arab dan Barat untuk menyerukan agar Presiden Bashar Al-Assad segera turun dari jabatannya.