Kamis 27 Dec 2012 18:00 WIB

Tak Ada Korban WNI di Rusia

Rep: Lingga Permesti/ Red: Dyah Ratna Meta Novi
Salju longsor (ilustrasi)
Salju longsor (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,MOSKOW--Tidak ada korban WNI meskipun Rusia mengalami musim dingin terburuk sepanjang 74 tahun terakhir.

"Dalam dua hari terakhir, temperatur Moskow mencapai minus 7 derajat celcius, sedangkan temperatur rata-rata Rusia mencapai minus 20 derajat", ujar Direktur Informasi dan Media P.L.E Priatna setelah menerima pesan singkat dari Dubes RI Moskow sore ini (27/12).

Dalam pesan singkatnya, dikatakan Dubes Djauhari Oratmangun bahwa pihak KBRI Moskow akan terus memonitor keadaan WNI di beberapa wilayah dan mengunjungi mereka.

"Dubes RI Moskow sendiri akan terbang ke beberapa tempat, seperti Moskow, St. Petersburg, Ufa dan Belgorod, di kantong-kantong WNI, untuk memastikan tidak ada korban WNI akibat cuaca ekstrim", terang Priatna.

Sekitar 492 WNI saat ini berada di Rusia dengan 130 diantaranya adalah mahasiswa. "KBRI Moskow akan terus melakukan monitoring terhadap WNI, khususnya mahasiswa yang tinggal jauh dari Moskow yang mengalami udara yang jauh lebih dingin", kata Priatna.

Cuaca dingin yang ekstrim ini telah memakan korban 90 orang meninggal, 600 orang dirawat di rumah sakit dan 1300 orang lainya masih dalam perawatan.

"Korban akibat dingin terjadi di beberapa tempat seperti Tuba yang mencapai minus 40 derajat", terang Dubes RI Moskow dalam pesan singkatnya.

Cuaca buruk ini telah terjadi selama sekitar dua minggu di seluruh Rusia. Di daerah Siberia, suhu udara bahkan dapat mencapai minus 30 sampai minus 50 derajat.

Pemerintah Rusia saat ini tengah melakukan evakuasi bagi warga yang mengalami masalah dengan alat pemanas sentral. Keadaan cuaca ini merupakan yang terburuk yang dialami Rusia sejak 1938.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement