REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK---Kepolisian New York menemukan penyebab tewasnya seorang pria di jalur Kereta Api (KA) bawah tanah setempat pada Kamis (27/12) lalu. Pria tersebut didorong seorang wanita hingga masuk ke rel dan tewas lerlindas KA.
Kekerasan tersebut tercatat merupakan yang kedua kalinya terjadi di jalur kereta bawah tanah dalam sebulan terakhir. Korban didorong seorang wanita yang mendekatinya dari belakang di stasiun layang borough of Quenns, Kamis malam. Korban terjepit di bawah gerbong 11 KA. Polisi belum mengidentifikasi korban karena parahnya luka-luka.
Wanita tersebut melarikan diri dari tempat kejadian. Polisi melihat rekaman CCTV yang memperlihatkan wanita itu lari ke jalan raya. Para saksi mata mengatakan wanita itu tampak berusia sekitar 20 tahun.
Saksi mengatakan wanita itu terlihat mondar-mandir dan berbicara pada diri sendiri sebelum kereta tiba. Sampai saat ini, belum jelas apakah pelaku mengenal korbannya.
Kekerasan dengan modus yang sama telah terjadi sebelumnya di jalur KA bawah tanah. Pada 3 Desember lalu, Ki-Sedot Han tewas karena didorong masuk rel KA Bawah tanah di Manhattan sebelum kereta datang di stasiun dekat Times Square. Tersangka, Naeem Davis didakwa melakukan pembunuhan tingkat dua.
Peristiwa tersebut membuat para penumpang KA bawah tanah waspada. Warga setempat, Chloe Morris mengatakan dia lebih suka duduk di bangku daripada berdiri di depan peron stasiun.
"Saya tidak berdiri di tepi rel sampai kereta datang. Ada banyak orang gila di dunia ini," kata dia.
Pemasangan pintu pengaman di sepanjang jalur kereta bawah tanah yang menghalangi akses ke rel dinilai akan mencegah peristiwa tersebut terulang. Sistem KA bawah tanah New York yang berusia lebih dari 100 tahun dan merupakan yang tersibuk di dunia, tidak memiliki penghalang antara platform dan rel. "Ini adalah sistem kuno. Tentu saja orang-orang bisa jatuh, " kata warga New York, Tom Walker. Reuters/Nur Aini