Ahad 30 Dec 2012 18:21 WIB

Liga Arab Bujuk Palestina 'Merapat' dengan PBB

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Citra Listya Rini
  Warga Palestina merayakan pengakuan negara Palestina oleh PBB di Ramallah,Ahad (2/12). (AP/Majdi Mohammed)
Warga Palestina merayakan pengakuan negara Palestina oleh PBB di Ramallah,Ahad (2/12). (AP/Majdi Mohammed)

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Ketua Liga Arab, Nabil El-Araby menyatakan perjanjian perdamaian antara Israel dan Palestina sudah tidak berlaku. Dia mengharapkan Palestina kembali ke Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk memperjelas batas wilayah antarkedua negara tersebut.

"Kami akan kembali ke PBB dan mengambil status kenegaraan baru. Negara-negara Arab (Liga Arab) dan Uni Eropa akan membantu," kata Nabil saat kunjungan bersama Menteri Luar Negeri Mesir Mohamed Kamel Amr seperti dilansir The Associated Press, Ahad (30/12).

Menurutnya, upaya tersebut untuk kembali mengakui wilayah Palestina. Kata dia, perundingan damai yang pernah dilakukan antara dua negara sudah tidak berlaku lantaran Israel tetap agresi mengikis wilayah milik Palestina. Perundingan damai yang diusulkan Israel selama ini juga dikatakan dia tidak akan efektif.

Pernyataan Nabil merupakan panggilan Liga Arab kepada dunia internasional agar terlibat dalam persoalan perdamaian di Palestina. Dikatakannya, internasional bertanggung jawab membagi dua wilayah kenegaraan dengan adanya pengakuan sesuai dengan pakta damai 1967.

Palestina secara de facto diakui internasional sebagai negara merdeka. Namun, pengakuan tersebut tidak berlaku bagi Israel karena negara Yahudi ini kerap melanggar hukum internasional.

Selain mengajak Presiden Palestina Mahmoud Abbas kembali memperjuangkan batas-batas wilaya negaranya, Nabil juga menyepakati bantuan Liga Arab sebesar 100 juta dolar AS untuk Palestina.

Pertemuan puncak Liga Arab akan dilangsungkan di Baghdad, Irak, pada Maret 2013. Nabil mengatakan pertemuan itu menandakan awal kesepakatan memberikan dana bantuan sejumlah 100 juta dolar AS tersebut.

"Liga Arab akan menjadi negara donatur bagi Palestina setiap bulannya," ujar Nabil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement