Senin 31 Dec 2012 03:22 WIB

Dikira Muslim, Pria Didorong & Terlindas Kereta

Polisi berjaga di peron Stasiun 40th Street-Lowery Street, New York, di mana seorang pria didorong dan tewas dilindas kereta 7.
Foto: NEW YORK TIMES
Polisi berjaga di peron Stasiun 40th Street-Lowery Street, New York, di mana seorang pria didorong dan tewas dilindas kereta 7.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK--Tingkat kebencian warga AS terhadap Muslim dan mungkin minoritas lain bisa dibilang pada tahap mengerikan. Seorang wanita berusia 31 tahun ditahan pada Sabtu dan didakwa atas pembunuhan tingkat dua dengan kriminal bermotif kebencian.

Ia sengaja mendorong seorang lelaki hingga jatuh ke jalur rel subway di Stasiun Queens hingga pria itu tewas dilindas oleh kereta yang datang. Jarak begitu dekat dan tak memungkinkan bagi masinis untuk mengerem.

Si pelaku, Erika Menendez, 31 tahun, mengaku memilih korbannya karena ia meyakini di adalah Muslim atau Hindu, ujar penuntut umum distrik Queens, Richard A. Brown.

"Terdakwa telah melakukan perbuatan yang menjadi mimpi buruk setiap pengguna subway komuter. Didorong tiba-tiba tanpa alasan ke jalur rel kereta yang hendak melintas," ujar Brown dalam wawancara yang dikutip oleh New York Times.

Dalam pernyataannya, Brown mengutip dan merangkum pernyataan Menendez, "Seperti yang saya katakan kepada polisi saya mendorong seorang Muslim ke jalur kereta karena saya benci Hindu dan Muslim sejak 2001, ketika mereka menghancurkan menera kembar. Sejak saat itu saya selalu memukuli mereka,"

Menandez dalam komentarnya kepada polisi dengan gamblang menyebut Muslim dan Hindu sebagai taget serangan

Si korban, Sunando Sen, lahir di India. Menurut temannya yang tinggal bersama di satu apartemen, ia beragama Hindu.

"Mr Sen, diduga kuat dijungkalkan dari belakang dan tak memiliki kesempatan untuk membela diri," ujar Brown.

"Selain itu, pernyataan penuh kebencian yang telah dibuat terdakwa yang mendorong perbuatannya tidak pernah dapat ditoleransi oleh masyarakat beradab," imbuhnya. Ia mengatakan sejauh ini tidak ada informasi terhadap riwayat mental atau kriminal pelaku. "Bergantung pada keputusan pengadilan untuk menentukan apakah ia bisa dihadirkan untuk persidangan." ujarnya.

Menendez akan diajukan ke persidangan pertama pada Ahad (30/12) ini. Ia terancam hukuman maksimal penjara seumur hidup. Bila didakwa dengan pembunuhan atas motif kebencian, minimal hukuman adalalah 15 hingga 20 tahun penjara.

Serangan itu terjadi pada Kamis pukul 8 malam waktu setempat di stasiun 40th Street-Lowery Street, Sunnyside, New York.

Saat itu Sen, 46 tahun sedang menghadap ke arah kereta ketika seorang wanita mendekatinya dari belakang dan menjungkalkan tubuhnya ke jalur kereta, bunyi penuturan Polisi. Sen, menurut polisi, sepertinya tidak pernah menyadari dan melihat wanita itu mendekatinya.

Keesokan pagi, video hitam-putih hasil rekaman kamera pemantau memperlihatkan seroang wanita--yang diyakini polisi adalah pelaku penyerangan--disiarkan oleh program berita di televisi.

Petugas polisi mencokok Menendez (gambar samping kiri, mengenakan jaket biru bertudung kepala) pada Sabtu pagi setelah masuk laporan ke 911 dari seseorang yang mengaku melihatnya. Ia kemudian digelandang ke kantor polisi Queens.

Menurut keterangan sejumlah saksi, seperti yang dituturkan petugas polisi, tidak ada kontak atau pembicaraan apa pun, di lantai peron,  antara si penyerang dan korban sebelum aksi penjungkalan dilakukan.

Ini merupakan kasus kedua bulan ini melibatkan korban tewas akibat didoring ke jalur kereta. Kasus pertama, Ki-Suck Han, 58, langsung meninggal ditempat dilindas kereta Q pada stasiun 49th Street dan Seventh Avenue pada 3 Desember lalu. Si pelaku, Naeem Davis, 30, didakwa dengan pembunuhan tingkat dua dalam kasus tersebut.

Korban Menendez, Sen, baru saja membuka bisnis kecil layanan fotokopi di Upper West Side tahun ini setelah lama menabung.

Kawan satu apartemennya, Ar Suman, seorang Muslim, menuturkan ia dan Sen kerap berdiskusi mengenai masalah agama. Meski mereka berbeda, Suman mengatakan menghormati cara Sen yang ramah memandang perbedaan. "Ia orang yang lemah lembut," ujar Suman. "Ia pernah berkata di dunia ini banyak orang sekarat dan membunuh hanya gara-gara agama."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement