REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI--Hubungan Pakistan dan India tidak pernah sepenuhnya akur. Ketegangan selalu mewarnai keduanya, apalagi Islamabad dan New Delhi sama-sama memiliki teknologi nuklir.
Namun pada 2012, ada sedikit titik cerah setelah Presiden Asif Ali Zardari menjadi kepala pemerintahan Pakistan pertama yang mengunjungi India sejak 2005. Pada 8 April 2012, Zardari melakukan kunjungan satu ke India guna membangun hubungan baik antara kedua negara.
Kunjungan yang disebut sebagai kunjungan pribadi tersebut merupakan kemajuan diplomatik yang signifikan. Zardari melakukan santap siang bersama Perdana Menteri India Manmohan Singh sebelum mengunjungi tempat ibadah umat Muslim yang terletak 350 kilometer di selatan New Delhi.
Pertemuan kedua pemimpin tersebut mengundang reaksi dari beberapa pengamat. Mereka menilai kunjungan tersebut sebagai sinyal positif hubungan keduanya. Namun, aktivitas militan Pakistan terhadap India masih menjadi isu yang problematis.
India terus menekan negara tetangganya tersebut untuk mengadili pelaku serangan Mumbai pada 2008. India menuduh kelompok Lashkar-e-Taiba yang didirikan oleh Hafiz Saeed berada di balik serangan tersebut.
Saeed hidup bebas di Pakistan. Pemerintah Pakistan mengatakan tidak memiliki cukup bukti untuk menjerat Saeed. Pemerintah AS menawarkan 10 juta dolar AS untuk penangkapannya.
Zardari mengatakan, kunjungannya ke India merupakan hal yang wajar. Ia menambahkan, selain membicarakan soal agama, ia juga akan membicarakan persoalan lain.
Zardari dan Singh membahas berbagai masalah, mulai dari makanan kebab dan kari dari seluruh India sampai perselisihan atas wilayah Kashmir. Pengamat mengatakan, pertemuan di antara keduanya bisa saja menghasilkan sedikit kemajuan mengenai Kashmir.
"Kedatangan Zardari yang merupakan kunjungan pertamanya sebagai presiden bisa dilihat sebagai harapan," kata tabloid India, Mail Today dalam laporannya.