REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK--Myanmar terus melakukan reformasi dan mendapat pengakuan dari dunia Internasional. Pada April 2012, negara bekas junta itu menggelar pemilu parlemen sela yang disaksikan langsung oleh tim-tim pemantau luar negeri termasuk PBB>
Sekjen Ban menganggap pelaksanaan Pemilu di Myanmar sebagai kemajuan dan akan menjadi langkah penting bagi masa depan Myanmar.
Semua calon dari berbagai partai politik, termasuk Liga Nasional untuk Demokrasi, menurut Ban, berpartisipasi secara bebas dalam pemilihan umum tersebut.
Kendati ada keluhan tentang kekurangan-kekurangan saat berlangsungnya pemungutan suara, berbagai pihak kepada tim PBB menyampaikan keyakinan mereka bahwa pemilihan umum sela itu akan mendorong reformasi yang saat ini sedang berjalan di Myanmar.
Sekjen Ban juga mengimbau Pemerintah Myanmar dan semua kekuatan politik di negara tersebut untuk bekerja sama dan terus membangun pencapaian Pemilu sela serta memperkuat pencapaian demokratis.
Tak ketingalan Gedung Putih memuji pemilu sela parlemen di Myanmar. Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyebutnya sebagai satu langkah penting dalam transformasi demokrasi di negara itu.
"Pemilu ini merupakan langkah penting dalam transformasi demokratis di Burma, dan kami berharap ini merupakan indikasi bahwa pemerintah Burma bermaksud melanjutkan transparansi keterbukaan dan reformasi," kata juru bicara Gedung Putih, Jay Carney dalam sebuah pernyataan, Senin.
"Kami mengucapkan selamat kepada rakyat Burma pada partisipasi mereka dalam proses pemilihan, dan Aung San Suu Kyi serta Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang menunjukkan kekuatan mereka dalam pemilu itu," katanya.
Oposisi Partai Liga Nasional untuk Demokrasi pimpinan Aung San Suu Kyi meraih kemenangan besar dalam pemilu pertama diadakan di bawah pemerintahan sipil terbatas yang mulai menjabat pada Maret 2011.
Partai yang dipimpin Aung San Suu Kyi meraih hampir seluruh kursi yang diperebutkan dalam pemilu sela, menjadikan kelompok oposisi utama itu masuk dalam majelis nasional, sesuai yang ditunjukkan hasil resmi, Selasa (3/4).
Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) meraih 43 kursi dari 44 daerah pemilihan di mana mereka memiliki kandidat-kandidat dalam pemilu Ahad, kata pengumuman komisi pemilihan di televisi pemerintah.
Kemenangan besar itu memberikan Suu Kyi kursi pertamanya di parlemen, kendati tidak akan mengancam mayoritas besar Partai Uni Solidaritas dan Pembangunan (USDP).
NLD meraih 37 kursi dalam majelis rendah yang memiliki 440 kursi, bersama dengan empat kursi di majelis tinggi dan dua di dewan regional, kata hasil-hasil itu. Seperempat dari kursi-kursi itu disediakan untuk para pejabat militer tanpa dipilih.
Pemilu ini diamati oleh para diplomat asing dan pejabat PBB yang berbasis di Myanmar serta lebih dari 150 pengamat internasional yang diundang serta para insan media, termasuk dari Uni Eropa dan Amerika Serikat.