REPUBLIKA.CO.ID,MOSKOW--Presiden Rusia Vladimir Putin memanfaatkan momen perayaan Tahun Baru 2013 untuk menyerukan persatuan menyusul setahun adanya protes terhadap kembalinya dia berkuasa di Kremlin untuk ketiga kali.
"Pembangunan dan nasib negara tergantung antusiasme dan buruh yang bersatu dan bertanggung jawab," kata Putin, Senin, (31/12).
Hanya dengan kebersamaan sebagai orang Rusia, ujar Putin, setiap permasalahan bisa diselesaikan, termasuk merampungkan pekerjaan yang paling rumit, membangun negara yang sukses, modern, makmur dan bebas.
Rusia diguncang protes yang besar dari rakyatnya terkait keputusan Putin yang berniat kembali mencalonkan diri menjadi presiden. Sebelumnya pada periode 2000-2008 kepemimpinannya, Putin membatasi kebebasan hak asasi rakyat dan media.
Mantan mata-mata KGB di era Uni Sovyet itu menjadi perdana menteri selama empat tahun di bawah Dmitry Medvedev sampai pada September 2011 keduanya setuju bertukar posisi.
Putin kemudian memenangi pemilihan umum pada Maret dan resmi menjadi presiden pada Mei. Pengangkatan itu menuai protes dari rakyat karena dianggap bertentangan dengan hukum. Unjuk rasa semakin menggelora seiring aksi protes menentang Putin yang kemungkinan akan berkuasa setidaknya sampai tahun 2018.
Oposisi pemerintahan Rusia dari sayap radikal juga mengadakan perayaan malam Tahun Baru serupa di Moskow pada Senin meski tidak mendapatkan izin dari pemerintahan kota setempat.