Selasa 01 Jan 2013 07:10 WIB

Menlu AS Alami Pendarahan di Otak, Ini Kata Tim Dokter

Barack Obama dan Hillary Clinton
Foto: REUTERS
Barack Obama dan Hillary Clinton

REPUBLIKA.CO.ID,  WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mengalami penggumpalan darah di antara otak dan tengkorak kepalanya di belakang telinga kanan, kata beberapa dokter yang merawatnya, Senin (31/12), tapi mereka memperkirakan ia akan pulih sepenuhnya.

Pemeriksaan pada Ahad (30/12) atas Hillary menunjukkan ada penggumpalan darah "di pembuluh darah yang terletak di ruang antara otak dan tengkorak di belakang telinga kanan", kata para dokternya di dalam satu pernyataan.

Mereka menyatakan diplomat senior AS tersebut tak menderita "stroke atau kerusakan syaraf".

Hillary "mengalami kemajuan luar biasa" dalam pemulihannya, kata para dokter sebagaimana dilaporkan Xinhua --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Selasa pagi. Mereka menambahkan mereka "yakin Hillary akan pulih total".

Juru Bicara Hillary, Philippe Reines, Ahad malam, mengatakan Hillary dibawa ke rumah sakit karena mengalami penggumpalan darah dan kini dirawat dengan obat anti-penggumpalan darah.

Reines menyatakan Hillary kini dirawat di Presbyterian Hospital, New York, dan ia akan berada di sana selama 48 jam guna memungkinkan para dokter memastikan apakah perlu dilakukan tindakan lebih lanjut.

Hillary telah mengalami sejumlah masalah kesehatan belakangan ini. Pada 15 Oktober, ia pingsan dan kepalanya terbentur, lalu ia menderita gegar otak.

Sebelum itu, ia membatalkan perjalanan yang sudah dijadwalkan ke Afrika Utara dan Timur Tengah akibat serangan virus perut.

Hillary Clinton (65) telah mengatakan ia akan mundur dari jabatan Menteri Luar Negeri, ketika Presiden Barack Obama mengakhiri masa jabatan pertamanya. Obama telah mengajukan Senator Demokrat John Kerry sebagai pengganti Hillary.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement