REPUBLIKA.CO.ID, JALUR GAZA---Demi menyelamatkan banyak nyawa warga Palestina, tak lama lagi akan segera dibangun rumah sakit bedah Indonesia-Malaysia di wilayah Gaza.
Berlokasi di Asy-Syuja’iyyah, Jalan Shalahuddin Al-Ayyubi, jalan protokol utama yang menghubungkan seluruh wilayah Jalur Gaza dari Beit Lahiya di Utara sampai Rafah di Selatan, rumah sakit ini didirikanoleh Al-Sarraa Foundation. Inilah yayasan yang didirikan oleh para ulama pejuang yang tergabung dalam Rabitah Ulama Filistin (Perhimpunan Ulama Palestina).
Rumah sakit ini nantinya akan berdiri di bekas gedung Pusat Pameran Internasional di Gaza.
Juru bicara Sahabat Al-Aqsha Salim A. Fillah menjelaskan, “Kita tidak perlu membangun apa-apa, tanah dan bangunannya milik pemerintah sudah tersedia sempurna, di lokasi utama. Ini proyek yang sangat bagus dan hemat, tidak perlu mengeluarkan uang sepeser pun untuk membangun apa-apa.”
Menurut Salim, kita hanya perlu beramai-ramai mendukung beroperasinya RS Bedah Indonesia-Malaysia ini dengan membantu pembelian perlengkapan rumah sakit, obat-obatan, pengadaan SDM, dan renovasi interior agar lebih sesuai dengan keperluan rumah sakit.
Pemerintah Perdana Menteri Ismail Haniyah memutuskan untuk mengubah fungsi gedung berlantai tujuh yang cukup lama menganggur ini, untuk dijadikan rumah sakit bedah.
Pertanyaan pertama semua orang adalah mengapa ingin membangun rumah sakit baru padahal yang sedang dibangun di Beit Lahiya belum jadi?
Jawabannya justru datang dari Al-Akh, Saudara penghubung kita dengan Perdana Menteri Ismail Haniyah, “Rakyat Gaza jumlahnya 1,7 juta jiwa. Waktu diserang Israel delapan hari bulan November lalu, lebih dari 1.500 orang luka-luka, patah, putus, bolong, robek, keracunan, diamputasi, termutilasi karena pecahan-pecahan bom dan efek bahan peledak kimia Israel.”
Ia melanjutkan, “Rumah-rumah sakit kami kewalahan. Tidak cukup cuma satu. Kalian bikin sepuluh pun kami gembira.”