Rabu 02 Jan 2013 21:42 WIB

Oposisi Suriah Serang Bandara Militer

Para pemrotes menari dan meneriakkan slogan-slogan anti-Assad di Kota Aleppo, Suriah.
Foto: AP Photo/Virginie Nguyen Hoang
Para pemrotes menari dan meneriakkan slogan-slogan anti-Assad di Kota Aleppo, Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Oposisi Suriah menyerang sejumlah helikopter yang ada di pangkalan udara militer di bagian utara, Aleppo, Damaskus, Rabu (2/1). Menurut kelompok pemantau Suriah bagi Hak Asasi Manusia (HAM), serangan itu dilakukan dengan menembakan senapan mesin dan mortir.

Pihak oposisi yang menyerang adalah dari kelompok Front An-Nusra yang memiliki kaitan dengan jaringan Alqaidah, Brigade Ahrar Ash-Sham, dan satuan lain yang beroperasi di Provinsi Idlib, Suriah barat-laut. Bandara yang disarang adalah di Afis, dekat Taftanaz.

Pihak oposisi tersebut berusaha menggulingkan kepemimpinan Bashar Al Assad. Kekuatan udara militer dianggap sebagai ancaman utama. Mereka menguasai banyak wilayah di provinsi Suriah utara dan timur, serta sebagian pinggiran Ibu Kota Suriah, Damaskus. Namun mereka tak bisa melindungi wilayah yang dikuasai oposisi dari serangan tanpa henti oleh helikopter dan jet tempur.

Dalam beberapa bulan belakangan, satuan oposisi telah mengepung beberapa instalasi militer, terutama di sepanjang jalan utama utara-selatan dari Aleppo, kota paling padat di Suriah, menuju Damaskus.

Direktur Observatorium, Rami Abdelrahman, mengatakan serangan pada Rabu adalah yang paling akhir dari rangkaian perebutan pangkalan tersebut. Satu citra satelit mengenai pangkalan itu memperlihatkan lebih dari 40 landasan pendaratan helikopter, satu landasan pacu dan beberapa hanggar pesawat.

Di Damaskus, pasukan Bashar menembakkan senjata artileri dan mortir ke bagian timur Ibu Kota Suriah, Douma, Harasta, Irbin, dan Zamlaka. Di tempat-tampat itu merupakan kubu oposisi.

Upaya perdamaian diplomatik pimpinan PBB telah terganjal. Barat dan banyak negara Arab, yang berlandaskan ajaran Sunni, menuntut pencopotan segera Bashar. Gagasan ini ditentang oleh Rusia, Cina, dan sekutu Suriah, Iran yang juga berfaham Syiah.

Lebih dari 110 orang, termasuk sedikitnya 31 anggota milisi dan prajurit Bashar, tewas di Suriah pada hari pertama 2013, kata Observatorium, yang mengikuti perkembangan konflik itu dari Inggris dengan menggunakan jaringan kontak di dalam negara Arab tersebut.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement