Kamis 03 Jan 2013 11:53 WIB

Hillary Keluar dari RS Pasca-Perawatan

Keluarga Hillary Clinton
Foto: dailymail
Keluarga Hillary Clinton

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton keluar dari rumah sakit setelah menjalani perawatan pembekuan darah dan kini dia masih dalam tahap pemulihan. Demikian dilaporkan Departemen Luar Negeri AS, Rabu (2/1) waktu setempat.

"Menteri Hillary telah keluar dari rumah sakit malam ini. Tim medis menerangkan perkembangan kesehatannya baik dan meyakini dia akan segera pulih," kata Asisten Deputi Kemenlu AS, Philippe Reines.

Dalam pernyataan resmi, Minggu, Hillary tidak pernah muncul ke publik sejak 7 Desember karena mengalami pembekuan darah di sekitar telinga kanan yang bisa memicu gegar otak. Dia harus menjalani perawatan di rumah sakit Presbyterian, New York.

Pembekuan darah tersebut merupakan temuan gangguan kesehatan Hillary setelah sebelumnya dia disebutkan terkena virus di perut akibat dehidrasi. Beberapa waktu sebelum itu, dia sempat pingsan sekembalinya ke AS setelah melakukan kunjungan ke sejumlah tempat di Eropa.

Dengan gangguan kesehatan tersebut memaksa Ny. Clinton membatalkan sejumlah kunjungan ke Afrika Utara. Dalam sebuah tayangan di CNN, Hillary bersama suaminya Bill Clinton dan anaknya Chelsea nampak memasuki mobil tanpa dibantu siapapun.

Hillary dan keluarga memberikan ucapan terima kasih kepada pihak rumah sakit yang telah memberikan perawatan yang baik. "Rasa syukur menyelimuti setelah ibu saya diperbolehkan keluar dari rumah sakit dan pulang ke rumah. Tim medis telah bekerja baik dalam merawatnya," kata Chelsea Clinton di situs jejaring sosial twitter.

Sebelumnya, juru bicara Kemenlu AS Victoria Nuland mengatakan bahwa selama perawatan Clinton melakukan koordinasi melalui telepon. Istri Bill Clinton itu sempat bertemu dengan utusan PBB di Suriah dan Perdana Menteri Qatar, Sabtu, sehari sebelum dia dinyatakan menderita pembekuan darah dan memaksanya dirawat di rumah sakit.

Pada Senin Kemenlu AS memberikan pernyataan bahwa tim medis mengobati Hillary dengan pengencer darah dan akan sembuh beberapa waktu setelahnya. Dokter yang merawat Hillary, Lisa Bardack dan Gigi El Bayoumi, mengatakan bahwa Menlu AS itu tidak mengalami stroke ataupun kerusakan syaraf.

Namun mereka menambahkan meski dia telah diobati tetapi bila tidak menjalani perawatan yang benar bisa mengakibatkan ancaman kesehatan yang lebih buruk lagi. Hillary masih menyisakan sejumlah penyelesaian masalah penyerangan kedutaan AS di Libya pada 11 September.

Oposisi dari Partai Republikan Peter King mempercayai bahwa kesaksian Ny.mClinton masih sangat diperlukan terkait serangan di salah satu negara Afrika itu. King menuntut kesaksian Hillary tapi menunggunya pulih terlebih dahulu.

sumber : Antara/ Reuters/ AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement