Kamis 03 Jan 2013 15:16 WIB

Sebanyak 28 Wartawan Jadi 'Korban' Perang Suriah

Para pemrotes menari dan meneriakkan slogan-slogan anti-Assad di Kota Aleppo, Suriah.
Foto: AP Photo/Virginie Nguyen Hoang
Para pemrotes menari dan meneriakkan slogan-slogan anti-Assad di Kota Aleppo, Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID,DAMASKUS--Suriah menjadi negara yang paling berbahaya bagi wartawan pada 2012. Di negara tersebut, sebanyak 28 jurnalis mati terbunuh.

Kasus paling baru yang melibatkan wartawan adalah James Foley (39 tahun). Keluarganya pada Rabu, (2/1) mengaku kehilangan kontak dengan Foley di Suriah. Sejak dia diculik enam minggu yang lalu oleh sekelompok orang bersenjata.

Sampai saat ini belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas penculikan Foley. Hingga sekarang nasib wartawan berasal dari Amerika serikat  tersebut belum diketahui.

 

Konflik di Suriah dimulai pada Maret 2011 dengan demonstrasi damai melawan Assad yang sudah berkuasa selama empat dekade. Demonstrasi itu berubah menjadi revolusi berdarah setelah pemerintah melakukan tindakan represi.

Kedua kelompok dituduh melakukan kekejaman dalam konflik yang sudah berlangsung selama 21 bulan itu. Namun PBB mengatakan bahwa pihak pemerintah dan sekutunya lebih bersalah.

Perang saudara di Suriah adalah konflik terpanjang dan paling mematikan dalam gerakan masyarakat sipil yang mulai meluas di dunia Arab tahun 2011. Konflik itu juga memicu perpecahah sektarian.

Sebagian besar anggota gerilyawan di satu sisi berasal dari mayoritas Muslim Sunni, sementara Assad dan pasukannya didominasi oleh sekte Alawit, yang merupakan pecahan dari Islam Syiah, merupakan minoritas di Suriah.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement