REPUBLIKA.CO.ID, Gadis belia 23 tahun yang menjadi korban pemerkosaan sekelompok berandalan di India terus menjadi sorotan dunia Internasional.
Korban yang mengalami kerusakan serius di bagian usus. Setelah sempat dirawat selama 10 hari di RS Safdarjung India.
Rabu malam (26/12), korban terpaksa dilarikan ke RS Mount Elizabeth, Singapura untuk manjalani perawatan khusus. Ia terus dibantu alat pernafasan sejak masuk RS Safdarjung.
Korban akhirnya menghembuskan napas terakhir, Sabtu (29/12) sore waktu setempat. Keluarga korban yang terumuk masih belum bisa merelakan gadis belia mereka.
Beberapa hari setelah kehilangan putri kecilnya, ayah korban diwawancarai di tempat kediamannya. Seperti disiarkan BBC, Kamis (3/1) Ayah korban menceritakan sosok putri kecilnya yang periang, cerdas, dan berobsesi menjadi dokter.
"Dia sangat berani, tidak memiliki rasa takut dan sehat. Dia belajar dari pagi dan malam. Bahkan dia hampir tidak tahu kapan harus tidur," kisah sang ayah. "Putri saya sangat teguh terhadap apa yang diinginkannya," tambahnya.
Sang ayah juga mengisahkan bagaimana kuatnya keinginan putri kecilnya untuk masuk perguruan tinggi dan duduk di bangku kuliah kedokteran. Setelah memasuki bangku kuliah, putri nya terus sibuk belajar tanpa kenal lelah.
“Saya sempat bertanya kepadanya, ‘teman kamu siapa nak?’ dia menjawab, 'ayah, teman saya hanya buku.'” Kisah sang ayah penuh haru.
Dikarenakan keinginan kuat anaknya untuk belajar dan menggapai cita-citanya menjadi dokter, keluarga korban akhirnya pindah ke desa Delhi untuk memudahkan putrinya belajar. Ia menjual tanahnya di kampung untuk membiayai kuliah putrinya.