REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK---Kebanyakan rakyat Amerika Serikat percaya pada cinta pandangan pertama, tidak pernah membaca email pasangan mereka dan menilai seks yang sehat sangat penting untuk suksesnya sebuah hubungan, menurut hasil survei yang diumumkan, Rabu.
Mereka juga menyebutkan jika pilihan tayangan televisi pasangan mereka sebagai sumber perselisihan yang paling menjengkelkan, lebih dari pekerjaan rumah tangga, membaca di sisi tempat tidur atau membersihkan kamar mandi.
"Lima puluh enam persen orang Amerika Serikat percaya pada cinta pandangan pertama, dan persentasenya bahkan lebih tinggi bagi mereka yang telah menikah dan mereka yang tengah menjalani suatu hubungan," menurut CBS.com, yang melakukan survei 60 Menit / Vanity Fair.
Survei yang dilakukan terhadap sekitar 1.100 orang dewasa terkait cinta, pernikahan dan hubungan itu juga mengungkapkan bahwa hanya 17 persen responden yang mengaku telah mengintip surat elektronik (email) pasangannya, dan hanya enam persen yang tidak berpendapat jika kehidupan seks yang sehat sangat penting bagi langgengnya suatu hubungan.
Selain itu hampir tiga perempat dari responden juga tidak memiliki masalah dengan mertua mereka sekalipun banyak pendapat yang menyebutkan sebaliknya. Namun jumlah itu turun menjadi 62 persen untuk pasangan yang tinggal bersama. Mayoritas mengatakan mereka rukun dengan keluarga besar mereka yang lain.
Hanya enam persen yang mengatakan "mereka menyukai saya, tapi saya tidak menyukai mereka."
Ketika seorang pria menikah tidak mengenakan cincin kawinnya, hampir sepertiga orang Amerika Serikat menilai tindakan itu sebagai keinginan untuk tampil single, sementara 11 persen yang lain tidak curiga dan berpikir dia hanya lupa memakainya.
"Meskipun cincin pernikahan dapat menjadi sebuah simbol penting dari cinta dan kesetiaan, tindakan selalu berbicara lebih keras, "tambah laman itu.
Ketika ditanya sumpah pernikahan mana yang paling sulit untuk dipegang teguh, 26 persen responden mengatakan "janji untuk setia" sedangkan sekitar 28 persen yang menyebut "janji untuk tetap bersama dalam suka dan duka."
Dan sekalipun aksi melamar dengan cara berlutut tampak kuno bagi beberapa orang, sekitar 45 persen orang Amerika Serikat berpikir meminta izin seorang ayah sebelum menikahi putrinya adalah suatu adat kesopanan yang perlu dilakukan, dibandingkan dengan kurang dari lima persen responden yang menilai itu bias gender dan ofensif.
Amerika Serikat juga menunjukkan kecenderungan konservatif terkait kesepakatan hubungan terbuka (tanpa pernikahan), dan hampir 50 persen responden menilai itu sebagai suatu kesalahan dan 25 persen menyebutnya sebagai dosa. Hanya tujuh persen responden yang menilai hal itu sebagai suatu "anugerah".
"Tampaknya beberapa warisan kebiasaan puritan Amerika Serikat masih tersisa diantara kita," kata CBS.com.
Jajak pendapat melalui telepon itu dilakukan pada 16-19 November dan memiliki "margin kesalahan" sekitar tiga persen.