Jumat 04 Jan 2013 13:28 WIB

Hizbullah: Turki, Qatar, dan Saudi Aktor Utama Krisis Suriah

Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah Libanon
Foto: ABC
Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah Libanon

REPUBLIKA.CO.ID, Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon mengatakan Turki, Qatar, dan Arab Saudi bertanggung jawab atas eskalasi kekerasan di Suriah dan peningkatan jumlah korban.

Sayid Hasan Nasrullah membuat pernyataan dalam pidato televisi di kota Baalbek, Lebanon selatan pada peringatan Hari Arbain Imam Husein as. Press TV melaporkan pada Kamis (3/1).

Nasrullah mengatakan Turki, Qatar, dan Saudi telah mempersenjatai dan memberi bantuan finansial kepada militan untuk melawan pemerintah Damaskus. Ia menandaskan krisis di Suriah memiliki solusi politik dan memperingatkan bahwa kelanjutan dari konflik itu akan memiliki konsekuensi tragis.

"Jika pertempuran di Suriah terus berlanjut, maka pertumpahan darah dan kehancuran akan terjadi," tegasnya. 

Nasrullah menambahkan Lebanon adalah negara yang paling besar terkena dampak di Timur Tengah oleh krisis Suriah. Dia menyerukan kepada faksi-faksi politik Lebanon untuk menahan diri dari setiap langkah yang akan menyeret negara itu ke dalam kekacauan.

Menurutnya, arus pengungsi Suriah di Lebanon mengindikasikan besarnya krisis kemanusiaan dan ini tidak boleh dipolitisasi. Sekjen Hizbullah menekankan bahwa perpecahan merupakan ancaman paling berbahaya yang dihadapi oleh bangsa-bangsa Muslim.

"Ekstremis Takfiri adalah produk Amerika Serikat dan berusaha untuk menabur perselisihan di kalangan umat Islam," ujarnya. Dia mengatakan Takfiri berada di balik pembantaian yang tak terhitung jumlahnya dan pemboman di negara-negara Muslim, khususnya Suriah.

Dia menyimpulkan bahwa meskipun AS dan Israel berupaya untuk mengisolasi, memasukkan dalam daftar hitam dan membusukkan Hizbullah, namun langkah seperti itu tidak akan pernah berhasil.

sumber : irib/irna
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement