REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia mendorong pemulihan kembali proses perdamaian di Timur Tengah. Termasuk ke arah pemenuhan hak-hak mendasar bangsa Palestina sesuai resolusi PBB.
Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa mengatakan Indonesia mencari cara menyelesaikan konflik Palestina dengan Israel dengan menggunakan prinsip two states solution. Salah satu jalan adalah mengupayakan rekonsiliasi antara gerakan Hamas dengan Fatah.
Marty menjelaskan masalah konflik Palestina dengan Israel hingga kini dalam kondisi 'deep freeze' atau seolah-olah semuanya beku. Menurut Marty penyebabnya adalah Israel.
"Jelas penyebabnya adalah Israel yang terus menerus membangun permukiman ilegal. Mereka yang menjadi permasalahan," ujar Marty kepada wartawan di Gedung Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Jumat (4/1).
Padahal, tambah Marty, pembangunan permukiman Yahudi dikritik keras berbagai pihak, termasuk Uni Eropa.
"Kami sendiri tidak menggunakan istilah boikot Israel, tetapi kami terus menerus memastikan Israel tidak mengeruk keuntungan ekonomi (dari Palestina). Apalagi tindakan Israel yang memboikot pajak Palestina (sebesar 120 juta dolar AS)," tukas Marty.
Saat ini, diakui Marty pihaknya sedang berbicara dengan Pemerintah Otoritas Palestina, bagaimana mencari cara yang paling tepat untuk mencari solusi.