Sabtu 05 Jan 2013 09:07 WIB

Waspadai Kemarau Parah, Inilah Negara yang Jadi Korban

Musim kemarau panjang (ilustrasi).
Foto: Antara/Yusran Uccang
Musim kemarau panjang (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SAO PAULO---Brazil Timur-laut mengalami kemarau terparah dalam beberapa dasawarsa, sehingga mengancam pasokan listrik tenaga air di daerah yang rentan terhadap pemadaman dan berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi di sektor pertanian yang baru muncul di negara itu.

Kurangnya hujan telah merusak tanaman jagung dan kapas, membuat lembu dan kambing mati karena kelaparan di lahan rumput kering dan menyapu sebanyak 30 persen produksi tebu di wilayah yang memberi 10 persen hasil tebu di Brazil.

Ribuan orang yang mencari nafkah sebagai petani telah menyaksikan kehidupan mereka menjauh dalam beberapa bulan belakangan sementara bangkai hewan dibiarkan tergeletak di sebagian daerah yang tak memperoleh hujan selama dua tahun.

"Kami mengalami kemarau terparah dalam 50 tahun, dengan konsekuensi yang dapat disamakan dengan gempa Bumi dahsyat," kata Eduardor Salles, Menteri Pertanian di Negara Bagian Bahia di bagian timur-laut negeri tersebut di dalam pernyataan melalui surel.

Bendungan di Bagian Timur-laut pada Desember hanya memiliki 32 persen kapasitasnya, kata operasi tenaga listrik nasional.

Itu membuat air di semua bendungan itu berada di bawah 34 persen yang dianggap oleh operator --yang dikenal dengan nama ONS-- dari cukup untuk menjamin pasokan listrik, demikian laporan Reuters --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Sabtu pagi.

Saat permukaan air di bendungan merosot, perusahaan negara Petrobas mengimpor hampir empat kali jumlah gas alam cair (LNG) yang diperlukan dalam sembilan bulan pertama 2012, dukungan untuk menghasilkan energi listrik tenaga air, sehingga mempengaruhi keuntungan perusahaan tersebut.

Rendahnya permukaan air telah membunyikan tanda bahaya di negara dengan sejarah kekurangan energi, yang telah mempengaruhi pertumbuhan ekonomi hingga satu dasawarsa lalu.

Presiden Dilma Rousseff menolak pembicaraan mengenai krisis energi pada 27 Desember, dan menyebut pendapat bahwa Brazil mungkin perlu menjatah listrik "menggelikan".

Namun, sudah ada beberapa tanda mengenai krisis energi. Pada Oktober, Brazil Timur-laut mengalami pemadaman terburuk dalam lebih dari satu dasawarsa, sehingga industri penting petrokimia di negara bagian Bahia tak beroperasi.

Juru Bicara Kementerian Pertanian Brazil mengatakan pemerintah federal belum memperhitungkan biaya keuangan atau kerugian sektor pertanian akibat kemarau itu. Namun kementerian tersebut berusaha mengurangi dampak ekonomi dengan membuat jalur tambahan kredit yang tersedia buat petani kecil, kata pejabat tersebut.

Lembaga pemasok pertanian Conab juga akan mengirim jagung ke wilayah itu dengan harapan bisa menyelamatkan ternak.

Namun, para pejabat Negara Bagian Bahia mengatakan tindakan tersebut takkan cukup dan pada 30 Desember meminta lebih banyak sumber daya federal guna membantu sebanyak 20 juta orang yang hidup di wilayah tropis setengah kering, yang membentang mulai dari Negara Bagian Minas.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement