REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Taliban menyatakan akan terus melakukan perlawanan di Afghanistan selama pasukan asing tetap berada di negara itu.
"Jika Amerika ingin meninggalkan sejumlah kecil pasukannya untuk jangka waktu yang lama, itu berarti perang dan penghancuran akan terus dilanjutkan untuk jangka waktu yang sama pula," kata Taliban dalam satu pernyataan.
Barack Obama dan Presiden Hamid Karzai sendiri rencananya akan melakukan perundingan terkait pengurangan kehadiran pasukan pengamanan AS di Afghanistan.
Perundingan yang dilakukan di AS pada pekan depan ini akan membahas perjanjian keamanan jangka panjang antara kedua negara. Namun AS direncanakan tetap akan menempatkan pasukannya di Afghanistan guna menyerang kelompok Al-Qaida.
Laporan-laporan yang berkembang di media menyebutkan, Departemen Pertahanan AS rencananya akan menempatkan sekitar 3.000, 6.000 atau 9.000 tentara di Afghanistan.
"Jika Karzai dan pemerintah Kabul menyetujui kehadiran itu, kendatipun hanya seorang tentara AS, maka mereka harus bertanggung jawab atas semua perlawanan yang terjadi, para korban dan kehancuran," kata Taliban.