REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat mengutuk isi pidato Presiden Suriah, Bashar Assad yang mencela lawan-lawannya sebagai boneka Barat.
Seperti diberitakan BBC, Senin (7/1), Departemen Luar Negeri AS menilai rencana perdamaian dari Assad merupakan upaya lain rezim untuk tetap berkuasa.
Uni Eropa juga bereaksi. UE menegaskan Assad harus meletakkan jabatan sebagai Presiden Suriah untuk memungkinkan transisi politik.
Assad muncul ke publik dan berpidato untuk pertama kalinya sejak Juni 2012, Ahad (6/1). Ia mencela lawannya sebagai musuh-musuh Tuhan dan boneka Barat. Assad juga mengatakan Suriah ingin bernegosiasi.
Suriah, kata Assad, tidak menolak langkah diplomatik. Namun, dia bersikeras tidak akan bernegosiasi dengan orang-orang berpikiran teroris.
Dalam pidatonya Assad berencana menggelar dialog nasional dan referendum.
Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Victoria Nuland mengatakan Assad tidak melakukan apapun untuk memenuhi keinginan rakyat Suriah akan transisi politik. Ia kembali menyerukan agar Assad meninggalkan kekuasaannya.
PBB memperkirakan lebih dari 60 ribu orang tewas dalam kekerasan internal di Suriah sejak Maret 2011.