REPUBLIKA.CO.ID,DAMASKUS--Presiden Suriah Bashar al-Assad hanya mengundang dialog bagi kelompok yang tidak dianggapnya mengkhianati Suriah. Tawaran dialog damainya tidak terbuka untuk orang-orang yang dianggapnya ekstrimis atau melaksanakan agenda asing.
’’Atau haruskah kita dengan melakukan negosiasi dengan boneka yang dibawa Barat? Kami bernegosiasi dengan tuan, bukan dengan budak,’’ ujar Assad, Senin, (7/1).
Assad juga menuntut negara-negara regional dan Barat menghentikan pendanaan bagi persenjataan kelompok oposisi. Dalam pidato tersebut, Assad menggambarkan oposisi yang melawannya sebagai teroris yang memiliki ideologi Al-Qaeda.
"Kami tidak pernah menolak solusi politik, tetapi dengan siapa kita harus bicara. Apakah perlu bicara dengan mereka yang memiliki ideologi ekstremis yang hanya mengerti bahasa terorisme?’’ tanya Assad dalam pidatonya selama kurang lebih selama satu jam.
Pidato Assad kali ini adalah yang pertama sejak Bulan Juni tahun 2012 lalu. Ini juga menjadi komentar pertamanya ke publik sejak sebuah wawancara televisi Rusia pada bulan November 2012 lalu.
Para loyalis Assad juga sering bersorak dan bertepuk tangan terhadap apa yang diucapkan Assad.
Pada akhir pidato, mereka bergegas ke panggung, mengerubuti Assad dan berteriak, "Allah, Suriah dan Bashar cukup!’’
Assad tersenyum dan melambaikan tangan. Saat keluar dari aula pidato, Assad keluar dengan pengawalan ketat. Ia mendapat dukungan dari Rusia, China dan Iran. Hal itu membuat Assad terus bertahan.
Wakil menteri luar negeri Suriah Faisal Miqdad mengunjungi Iran, Sabtu (5/1) kemarin untuk memastikan dukungan Iran kepada Suriah.