REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Perdana Menteri (PM) Suriah Wael al-Halki, Senin (7/1), menyerukan pertemuan kabinet untuk mengeluarkan mekanisme yang diperlukan untuk mewujudkan program nasional presiden Suriah Bashar al-Assad.
Seruan al-Halki tersebut menyusul pidato Assad, Ahad (6/1), pidato publik pertama Assad untuk bangsa sejak Juni 2012, yang menyebutkan rencana perdamaian baru untuk mengakhiri krisis di Suriah.
Saat berbicara di gedung opera di Damaskus Pusat, Assad mengatakan pemerintah tetap terbuka untuk mencari solusi politik untuk krisis. Assad menawarkan sebuah konferensi rekonsiliasi nasional, pemilu dan konstitusi baru.
"Terlepas dari semua yang terjadi, kami selalu akan menawarkan dialog. Kami akan bernegosiasi dengan semua orang yang menentang kita melalui politik," ujar Assad seperti dilansir dari Xinhua.
Assad juga menjelaskan, dialog tersebut juga berlaku untuk orang-orang yang mengkritik pemerintahannya, tetapi mematuhi prinsip-prinsip bangsa (Suriah). Ia menegaskan, dirinya akan bernegosiasi dengan pihak dan individu yang tidak menjual bangsa mereka kepada pasukan luar.
"Atau haruskah kita bernegosiasi dengan boneka yang dibawa Barat? Kami bernegosiasi dengan tuan, bukan dengan budak," ujar Assad. Ia juga menuntut negara-negara lain terlebih dahulu berhenti membantu oposisi.