Selasa 08 Jan 2013 23:24 WIB

Menlu RI: Indonesia Siap Dorong Rekonsiliasi di Rakhine

Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa (berdiri, kanan) mengunjungi pengungsi di salah satu penampungan di Negara Bagian Rakhine, Myanmar.
Foto: Republika/Kemlu
Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa (berdiri, kanan) mengunjungi pengungsi di salah satu penampungan di Negara Bagian Rakhine, Myanmar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Marty M. Natalegawa telah tiba di Indonesia seusai kunjungan kerja  ke sejumlah kamp pengungsi kelompok Rohingya dan Rakhine di Negara Bagian Rakhine, Myanmar, 7 - 8 Januari 2013.

Dari kunjungan ini, Marty menilai berbagai pihak perlu didorong untuk menumbuhkan rasa percaya dan rekonsiliasi di antara pihak-pihak yang berseberangan di Rakhine.

“Jelas bahwa disamping kebutuhan mendasar, yaitu misalnya kebutuhan tempat tinggal, pangan, obat-obatan dan pendidikan, terdapat pula kebutuhan yang lebih mendasar, yaitu perlu didorong dan dikembangkan rasa percaya dan rekonsiliasi di antara dua kelompok masyarakat di Rakhine tersebut,” papar Marty. 

 

Kebutuhan lainnya, kata Marty, pentingnya  mendorong roda perekonomian di kawasan yang dapat menciptakan lapangan kerja dan harapan kehidupan yang lebih baik di masa mendatang.  

"Maka disamping bantuan sejumlah satu juta Dollar AS untuk kebutuhan tanggap darurat, termasuk pembangunan pemukiman, Indonesia berketetapan untuk memberikan kontribusinya dalam menciptakan rasa saling percaya di antara komunitas terkait serta menumbuhkembangkan perekonomioan di kawasan tersebut,” tambah Marty.

Pada kunjungan ke sejumah kamp pengungsi tersebut, Marty didampingi Menteri Urusan Perbatasan, Mayjen Thein Htay, serta Chief Minister Negara Bagian Rakhine State, Hla Maung Tin. Pada Senin, kunjungan dilakukan  di empat lokasi kamp pengungsi Pauktaw, Sambalay Village, Taungbaw Village, Kyauktaw, Maw-Ya-Wadi village, dan kamp pengungsi Maungdaw. Ke empat lokasi tersebut dicapai dengan menggunakan helikopter.

Sedangkan pada Selasa, kunjungan dilakukan ke  kamp pengungsi Ohn-Daw-Gyee dan Min Gwan yang ditempuh melalui jalan darat. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement