REPUBLIKA.CO.ID, CLEVELAND -- Isiden penembakan di SD connecticut, membuat ratusan guru dari Texas dan Ohio, Amerika Serikat, mendaftarkan diri untuk mengikuti pelajaran gratis penggunaan senjata api.
Sebagian guru bahkan berikrar akan melindungi murid mereka dengan senjata api, sekalipun mereka menghadapi resiko kehilangan pekerjaan mereka.
Di Ohio, lebih dari 900 guru, administratur dan pegawai sekolah mendaftarkan diri di Perhimpunan Senjata Api Buckeye yang baru dibentuk. "Mereka ingin program pelatihan penggunaan senjata api selama tiga hari," kata perhimpunan tersebut, seperti disadur dari Reuters.
Di Texas, Concealed Handgun License menawarkan pelajaran gratis buat guru. Sebanyak 400 kursi segera terisi, sehingga lembaga tersebut menawarkan kelas lain. Dua kelas di Texas hingga kini meluluskan 460 pendidik.
"Setiap guru yang memiliki izin dan memilih untuk mempersenjatai diri, mesti mampu memegang senjata. Itu mesti menjadi pilihan setiap guru," kata Gerald Valentino, pendiri-bersama Buckeye Firearms Association, sebagaimana dikutip Reuters.
Tragedi 14 Desember di Newtown, Connecticut, tempat 20 murid kelas satu dan enam orang dewasa tewas di Sandy Hook Elementary School, memicu perdebatan nasional, mengenai apakah guru mesti mempersenjatai diri.
Kematian murid yang berusia enam dan tujuh tahun membuat Presiden Barack Obama berjanji bakal menekan penjualan senjata api.
National Rifle Association menyarankan mempersenjatai guru dan menempatkan penjaga terlatih di 100 ribu sekolah di Negeri Paman Sam tersebut.
Ohio dan Texas bukan yang pertama menawarkan pelatihan penggunaan senjata api secara gratis buat para guru. Hanya beberapa hari setelah pembunuhan massal di Connecticut, sebanyak 200 guru di Utah menjalani pelatihan gratis dari pegiat senjata api.
Namun para pengeritik mencemooh tindakan mempersenjatai guru sebagai gagasan yang membabi-buta dan didorong penggemar senjata api yang terlalu bersemangat.