REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Satu juta rakyat Suriah terancam kelaparan setelah 22 bulan negara itu dilanda konflik internal. Bantuan makanan sulit untuk menjangkau negara tersebut.
Dilaporkan BBC, Program Bantuan Makanan Dunia (WFP) mengatakan pihaknya akan membantu 1,5 juta rakyat Suriah. Namun, mereka sulit untuk menjangkau pelabuhan Tartus untuk menyalurkan bantuan.
PBB memperkirakan lebih dari 60 ribu orang tewas dalam konflik yang dimulai sejak Maret 2011. Oposisi telah menguasai wilayah Swathes di Utara Suriah.
Juru bicara WF, Elisabeth Byrs mengatakan memburuknya situasi negara itu membuat WFP menarik staf dari kantornya di Homs, Aleppo, Tartus, dan Qamisly. Di akhir 2012, serangan pada truk bantuan WFP meningkat. Lembaga itu juga mulai kekurangan bahan bakar.
Sementara itu, badan pengungsi PBB mengatakan pengungsi Suriah melonjak hampir 100 ribu pada bulan lalu. Sebanyak 597.240 pengungsi terdaftar pada 6 Januari, naik dari 509.559 orang pada bulan sebelumnya. PBB memperkirakan sekitar empat juta warga Suriah butuh bantuan kemanusian.
Pihak oposisi telah membuat kemenangan besar pada akhir pekan ini. Namun, usaha mereka untuk menguasai kota-kota utama termasuk Damaskus mendapat perlawanan keras dari rezim berkuasa.
Senin lalu, New York Times melaporkan intelijen Israel mengatakan tentara Suriah telah mencampur bahan kimia yang diduga menjadi gas sarin. Pencampuran itu dilakukan di dua lokasi dan mengisi bom yang dapat diledakkan dari udara.