REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Data resmi terbaru di India menyatakan 35 ribu anak-anak dilaporkan hilang selama 2011. Perdagangan anak di India semakin tinggi dan memprihatinkan lantaran kemiskinan di negara tersebut.
Seperti dilaporkan BBC, sekitar 11 ribu anak hilang berasal dari Bengal Barat. Polisi setempat memperkirakan kasus yang dilaporkan hanya sekitar 30 persen.
Perdagangan anak meningkat signifikan di wilayah Sunderbans setelah angin kencang menghancurkan sawah lima tahun lalu. Buruh tani lokal, Bimal Singh mengatakan tidak memiliki penghasilan. Karena itu, dia menerima tawaran tetangganya yang akan memberi pekerjaan putrinya, Bisanti di Delhi.
"Dia pergi dengan kereta, " kata dia. Tapi, dia tidak pernah mendengar kabar putrinya itu lagi.
Di sebuah perkampungan kumuh di Kalkuta, seorang sumber yang tidak mau menyebutkan namanya mengatakan telah menjual hingga 200 anak per tahun.
"Permintaan meningkat dan itu membuat banyak uang. Sekarang saya telah membeli tiga rumah di Delhi, " kata sumber itu. Dia menjual sekitar 150-200 anak perempuan per tahun. Usia mereka berkisar antara 10-16 tahun.
Dia mengaku memiliki pekerja yang akan bertemu orang tua anak-anak. Mereka akan menawarkan pekerjaan di Delhi dan membawa anak-anak ke agensi. "Apa yang terjadi selanjutnya pada anak itu bukan urusan saya, " kata dia.
Dari setiap anak perempuan yang dijualnya, dia mendapatkan sekitar 55 ribu rupee atau 1.000 dolar AS. "Polisi tahu apa yang kami lakukan. Saya bilang kepada mereka setiap membawa anak perempuan dan saya menyuap mereka di setiap kota di Kalkuta, Delhi, dan Haryana, " ungkapnya.
Dia juga mengaku tidak takut kalau di penjara. "Jika saya di penjara, saya sekarang punya cukup uang untuk menyuap mereka dan bisa keluar dari penjara,"