REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa mengatakan, masyarakat Rohingya di negara Bagian Rakhine, Myanmar saat ini membutuhkan makanan dan rumah. Hal tersebut diungkapkan Marty di sela-sela acara serah terima jabatan Sekretaris Jenderal Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggaa (ASEAN).
Marty menjelaskan, saat mengunjungi masyarakat Rohingya, Senin (7/1) lalu, keadaan mereka tidak begitu kondusif. "Ada kebutuhan pangan, dan rumah yang perlu segera dibangun kembali," ujar Marty kepada para wartawan di Gedung Sekretariat ASEAN, Jakarta, Rabu (9/1).
Selain itu, lanjut Marty, masyarakat Rohingya membutuhkan pembangunan ekonomi. Marty menyebutkan, ini ditambah dengan rasa ketidakpercayaan dua kelompok itu, yaitu antara Rohingya dan Rakhine. "Jadi tantangannya beragam. Namun Indonesia bertekad sedapat mungkin dan secepat mungkin memberikan kontribusi ke Myanmar," ujar Marty.
Marty juga menuturkan, pihaknya ingin memberikan bantuan secepat mungkin untuk Myanmar. Menurut rilis yang diterima Republika, Indonesia telah memberikan bantuan sebesar 1 juta dolar Amerika Serikat (AS) untuk pemerintah Myanmar.
"Kami ingin melakukan rekonsiliasi, tetapi yang menjadi penghambat adalah masalah kewarganegaraan (Rohingya)," ucap Marty.
Meski demikian, lanjut Marty, Indonesia tidak memiliki kepentingan langsung terhadap konflik dua kelompok tersebut. Sehingga, lanjut Marty, pemerintah Myanmar, dan masyarakat Rohingya terbuka terhadap dirinya.
Sementara itu sekretaris jenderal ASEAN yang baru asal Vietnam, Le Luong Minh menjelaskan, dirinya memberikan dukungan besar untuk perdamaian kasus konflik Rohingya. "Karena perdamaian penting (diimplementasikan) di kawasan," ucap Le.