Rabu 09 Jan 2013 20:44 WIB

Irak Tutup Perbatasan dengan Yordania

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Setyanadivita Livikacansera
Personel Keamanan Irak mengamati lokasi ledakan bom. (ilustrasi)
Foto: Reuters/Jaafer Abed
Personel Keamanan Irak mengamati lokasi ledakan bom. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Irak menutup wilayahnya yang berbatasan dengan Yordania setelah unjuk rasa Muslim Sunni, Rabu (9/1). Dalam aksi tersebut Muslim Sunni menutup akses jalan tol menuju Suriah dan Yordania.

Para demonstran menuntut pemerintahan Perdana Menteri Nuri al-Maliki berbagi kekuasaan. Baghdad telah memerintahkan tentara untuk menutup pos perbatasan Traibil di Provinsi Anbar yang merupakan jantung Muslim Sunni. Protes sebelumnya telah berlangsung akhir Desember lalu setelah pihak berwenang menangkap pengawal menteri keuangan Sunni.

"Kerja kami telah berhenti sepenuhnya. Tidak ada truk, mobil penumpang, dan petugas perbatasan juga tidak bekerja," ujar Wakil Kepala Polisi Perbatasan Kolonel Mahmoud Mohammed Ali.

Pejabat Sunni lokal di Anbar mengatakan pemerintah pusat menutup perbatasan agar berdampak pada perekonomian lokal. Penutupan itu untuk menekan demonstran yang telah menutup jalan tol selama lebih dari dua pekan.

Aksi unjuk rasa ini menjadi ujian berat bagi Maliki. Nasionalis Syiah ini dituding banyak pemimpin Sunni memarjinalkan minoritas Sunni. Maliki juga dianggap mendorong negara-negara OPEC agar lebih dekat dengan negara nonArab Iran.

Gejolak masyarakat kembali muncul sejalan dengan konflik di Suriah dimana pengungsi Sunni memerangi pemerintahan Presiden Bashar al-Assad yang didukung Iran. Hal tersebut juga meningkatkan ketegangan sektarian dan stabilitas etnis di Irak.

Sejak tentara Amerika meninggalkan Irak setahun lalu, pemerintahan terdiri dari mayoritas Syiah, Sunni dan etnis Kurdi. Kesepakatan di antara tiga golongan itu belum tercapai atas krisis pembagian kekuasaan di pemerintahan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement