REPUBLIKA.CO.ID, Kasus pemerkosaan seorang gadis di New Delhi, India, terus menjadi sorotan dunia Internasional. Gadis belia yang diperkosa secara beramai-ramai oleh enam pria yang berujung maut tersebut mendapat kecaman keras dari penjuru dunia.
Namun, kasus tersebut mungkin tak akan menjadi pemberitaan heboh jika terjadi di Afrika Selatan. Seperti pemerkosaan terhadap seorang calon mahasiswi yang diperkosa Selasa (8/1) lalu.
Calon mahasiswi itu diperkosa oleh lima orang laki-laki secara beramai-ramai di ibukota, Pretoria. Gadis muda tersebut diseret ke semak-semak saat sedang antri untuk mendaftar di Universitas Teknologi Tshwane.
Tidak hanya memperkosa, kelima pria bejat tersebut juga mencuri ponsel dan uang korban. Polisi setempat menyatakan hingga saat ini belum ada tersangka yang ditangkap.
Seorang juru bicara polisi di Afrika Selatan juga menolak berkomentar tentang kejadian tersebut. Ia hanya mengatakan bahwa pihak kepolisian akan bertekad melawan kekerasan seksual. Itu saja.
Tindak pemerkosaan seperti itu hampir setiap harinya terjadi di Afrika selatan yang dikenal dengan pusat pemerkosaan dunia. Diperkirakan 70 persen lebih perempuan disana pernah mengalami kekerasan seksual.
Polisi Afrika Selatan mencatat lebih dari 64 ribu kasus perkosaan tahun lalu. Angka itu hanya mencakup kasus-kasus yang dilaporkan. Kekerasan seksual merupakan salah satu kejahatan yang paling sedikit dilaporkan di seluruh dunia.
Lebih mengejutkan, sebuah penelitian pada 2010 lalu mendapati bahwa hampir seperempat lebih laki-laki Afrika Selatan mengaku telah memperkosa seorang gadis atau perempuan. Satu dari tujuh laki-laki mengaku pernah melakukan perkosaan beramai-ramai.
Seorang aktivis kemanusiaan, Zubeda Dangor mengatakan kasus-kasus kekerasan seksual yang mengerikan kerap terjadi di Afrika Selatan. Dan hal itu begitu saja terlupakan oleh publik.